Globalisasi Ekonomi

Faktor-Faktor Perkembangan Perekonomian Internasional

Oleh: Maman Fathurochman, SE
GLOBALISASI EKONOMI DAN BISNIS INTERNASIONAL
Globalisasi telah menjadi fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia bisnis. Perekonomia dunia semakin terbuka dan mengarah pada suatu kesatuan global. Lalu lintas barang dan jasa telah melewati batas-batas negara. Barang dan jasa yang diproduksi tidah hanya dikonsumsi oleh negera tersebbut, namun sudah dikonsumsi oleh negara-negara lain. Globalisasi dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi saling tergantung dalam jaringan internasional meliputi transportasi, distribusi, komunikasi, dan ekonomi yang melampaui garis batas teritorial negara. Kegiatan produksi dan konsumsi sudah menjadi suatu “kegiatan bersama” di muka bumi ini.
Keadaan seperti ini mengingatkan kita tentang pemikiran Global Village yang pernah dicetuskan oleh Ohmae dan Drucker. Mereka menyatakan bahwa mekanisme perdagangan dunia saat ini digambarkan sebagai sebuah pasar di sebuah desa. Artinya pasar semakin kecil (compressed) karena dukungan kemajuan teknologi dan informasi yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Teknologi dan informasi merupakan elemen yang penting bagi perusahaan di masa yang akan datang sehingga memungkinkan perusahaan untuk berinovasi, beradaptasi, memberikan respon yang cepat terhadap konsumen (Chatell, 1995)
Globalisasi ekonomi membuat proses produksi dan konsumsi barang dan jasa menjadi suatu “kerja internasional” yang melibatkan banyak negara. Dalam memproduksi barang, suatu negara memerlukan banyak sumberdaya yang diperolehnya dari berbagai negara. Pertimbangan yang dipakai dalam mencari berbagai sumberdaya adalah pertimbangan ekonomis.
Salah satu bentuk globaliasasi ekonomi adalah tumbuhnya bisnis dalam skala global. Dewasa ini, perusahaan-perusahaan berskala multinasional yang memiliki jaringan bisnis global berkembang semakin banyak. Perusahaan-perusahaan seperti IBM, Coca Cola, Philip Morris, Sony, Toyota, General Motor, DHL, UPS, Caltex, adalah beberapa perusahaan yang beroperasi di banyak negara. Setelah berhasil mengembangkan bisnis di negara asal, mereka kemudian melebarkab bisnisnya memasuki pasar global.
Pada posisi lain, globalisasi dapat dipandang sebagai ancaman bagi perekonomian suatu negara. Perusahaan-perusahaan multinasional tersebut dianggap memiliki daya saing yang lebih kuat dibandingkan perusahaan nasional. Perusahaan multinasional pada umumnya memiliki keunggulan sumberdaya manusia, teknologi, dan modal yang sulit ditandingi perusahaan lokal. Dikhawatirkan ekspansi perusahaan multinasional akan dapat mematikan industri dalam negeri. Kondisi tersebut menimbulkan pro-kontra yang panjang diantara pelaku-pelaku ekonomi.
Para pendukung globalisasi berpendapat bahwa dengan tidak adanya hambatan perdagangan internasional, akan membawa kemakmuran bagi perekonomian dunia. Negara-negara di dunia akan terspesialisasi untuk membuat produk yang paling ekonomis. Negara yang secara ekonomis tidak memungkinkan memproduksi suatu barang dengan murah, tidak perlu memproduksi barang tersebut. Pada akhirnya konsumen dunia yang akan diuntungkan karena memperoleh produk dengan harga yang paling murah.
 Para penantang atau penghambat globalisasi berpendapat bahwa globalisasi membawa implikasi timbulnya perdagangan bebas. Perdagangan bebas dipandang dapat mematikan perusahaan domestik. Banyaknya perusahaan lokal yang bangkrut akan memnyebabkan bertambahnya pengangguran dan menurunnya daya beli konsumen. Konsumen pun tidak akan mampu membeli barang-barng kebutuhannya. Pada titik ini globalisasi dipandang berdampak negatif.
Pada akhirnya, sudah tidak ada lagi negara yang dapat bertahan hidup dalam mencukupi kebutuhannya sendiri jika negara tersebut mengabaikan sektor luar negeri. Globalisasi ekonomi telah dipandang sebagai fakta yang tidak dapat dihindari oleh semua negara di dunia. Kesiapan negara-negara di dunia dalam menghadapi era globaliasasi akan menentukan ‘survive’ tidaknya ekonomi suatu negara.
KEKUATAN PENDORONG PEREKONOMIAN INTERNASIONAL
Globalisasi adalah suatu proses sosial dan budaya yang dimulai dengan berinteraksinya suatu bangsa dengan bangsa lain. Interaksi sosial buadaya tersebut membawa pengaruh bagi bangsa-bangsa di dunia. Kebudayaan suatu bangsa menyerap berbagai pengaruh kebudayaan lain. Terjadi banyak penyerapan atas unsur-unsur budaya seperti nilai, adat istiadat, kebiasaan, kesenian, dan bahasa dalam suatu kebudayaan. Saat ini fenomena globalisasi mengalami proses percepatan, bangsa-bangsa di dunia saling berinteraksi dan bertukar kebudayaan.
Hubungan antar negara atau bangsa-bangsa didunia di bidang ekonomi mulai tidak mengenal batas-batas wilayah negara secara geografis. Kenichi Ohmae (1995) menyebut masa sekarang sebagai masa berakhirnya negara bangsa dan masa munculnya negara wilayah. Negara wilayah terbentuk dari beberapa negara bangsa disatu wilayah yang membuat kesepakatan untuk melakukan perdagangan bebas. Ohmae (1995)  memandang bahwa negara bangsa telah keilangan kemampuan untuk mengendalikan tingkat pertukaran dan proteksi mata uangnya disamping juga tidak dapat membangkitkan aktivitas ekonominya. Oleh karena itu keterlibatan sebagai negara peserta dalam pereonomian global harus diperkuat keterdekatan hubungan aktivitas antar bangsa semakin dekat.
Perekonomian global terbentuk oleh adanya dorongan berbagai kekuatan yang mencakup beberapa hal sebagai berikut (Dharmesta, 1997); perubahan teknologi yang tercermin pada migrasi industri dari negara maju ke negara sedang berkembang; relokasi sumber-sumber dari industri yang padat karya dan modal tradisional ke industri yang padat teknologi dan keahlian; dan tingkat investasi yang semakin tinggi, menyangkut kecepatan, ketersediaan dan efektivitas biaya komunikasi internasional.
Selain itu proses globalisasi mengalami perkembangan yang amat cepat karena adanya dorongan-dorongan sebagai berikut :
Dorongan Pasar
Pasar dunia merupakan pasar yang amat besar. Banyak perusahaan berlomba untuk meperebutkannya. Perusahaan-perusahaan tersebut mengabaikan batas-batas negara dalam operasinya. Banyak anak perusahaan, saluran pemasaran global dan regional didirikan untuk ekspansi pasar. Upaya tersebut didukung strategi pemasaran global untuk memenuhi permintaan pasar global.
Dorongan Biaya
Perusahaan-perusahaan yang beroperasi secara global sudah tidak lagi mempertimbangkan faktor geografis dalam bisnisnya. Mereka lebih tertarik untuk mencari faktor-faktor produksi yang memberikan ongkos yang paling murah. Penguasaan atas sumberdaya yang murah memungkinkan mereka untuk bersaing dalam persaingan global
Dorongan Pemerintah
Proses globalisasi semakin cepat dengan adanya perjanjian internasional untuk melakukan liberalisasi perdagangan internasional, seperti GATT, WTO, NAFTA, AFTA, APEC, dan Masyarakat Uni-Eropa, semakin memberikan fasilitas bagi globalisasi. Pemerintah-pemerintah di dunia memiliki kepentingan untuk memajukan perekonomiannya dan berupaya untuk mengikuti trend perdagangan bebas agar perekonomiannya maju dan tidak terkucil.
Dorongan Persaingan
Perluasan jaringan global antar industri terkait berlangsung sangat cepat. Persaingan bisnis global dari tahun ke tahun semakin ketat. Perusahaan yang berupaya memasuki bisnis global semakin bertambah banyak. Untuk memenangkan persaingan, beberapa perusahaan mencoba membetuk kerja sama demi mengalahkan pesaingnya, dikenal dengan aliansi startegis.
Dorongan Lain
Proses globalisasi tidak akan mengalami percepatan apabila tidak ditunjang teknologi informasi. Kemajuan teknologi informasi dewasa ini membuat komunikasi antarwilayah menjadi lebih cepat, on-line, mudah, luas, dan handal. Perangkat-perangkat komunikasi seperti PC, internet, facsimile machines, handphone, satelit, dan jaringan serat optik, memungkinkan kemudahan arus informasi antar belahan bumi.
FAKTOR-FAKTOR GLOBALISASI
Globalisasi memiliki tiga faktor utama, yaitu :
Kedekatan (proximity)
Kemajuan teknologi membuat dunia seperti mengecil. Jarak antara satu tempat dengan tempat lain serasa semakin dekat, seolah-olah sma. Dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis, manajer tidak harus mendatangi tempat-tempat yang jauh untuk bertemu rekan bisnisnya atau mencari informasi tertentu. Informasi dapat dikumpulkan secara cepat dan real time dari berbagai penjuru dunia, dari berbagai pusat bisnis seperti Jakarta, Singapura, Hongkong, dan New York. Mereka juga dapat saling bertatap muka secara langsung dengan mitra bisnisnya di belahan bumi lain melalui teknologi teleconference dan internet.
Lokasi (location)
Dalam era globalisasi, organisasi memilih lokasi usaha (operasi) di berbagai tempat di dunia. Perusahaan mungkin memiliki unit usaha yang terpisah-pisah guna memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya melalui penciptaan sinergi di antara unit-unit yang ada.
Sikap (attitudes)
Globalisasi juga menyangkut sikap yang terbuka terhadap praktek manajemen secara internasional. Sikap ini mengkombinasikan kehati-hatian tentang “dunia” di luar negeri (asal) yang memiliki perbedaan dan kemauan untuk mengembangkan kemampuan memasuki ekonomi global.
KONSEP DALAM BISNIS INTERNASIONAL
Neraca Perdagangan (Balance of Trade)
Balance of Trade adalah perbedaan antara nilai ekspor dengan nilai impor suatu negara (dalam satuan moneter). Apabila nilai ekspor suatu negara melebihi nilai impor maka terjadi surplus perdagangan, dan negara tersebut memiliki neraca perdagangan yang favorable (disukai). Sebaliknya, apabila nilai impor melebihi nilai ekspor maka terjadi defisit perdagangan, dan negara tersebut memiliki neraca yang unavorable (kurang disukai).
Neraca Pembayaran (Balance of Payments)
Keseimbangan neraca barang dan jasa akan berpengaruh terhadap neraca pembayaran (Balance of Payments). Neraca pembayaran adalah perbedaan anatara total pembayaran (total payments) pada negara lain dan total penerimaan (total receipts) dari negara lain.
Nilai Tukar (Exchange Rate)
Setiap negara di dunia memiliki mata uang (currency) sendiri. Apabila terjadi perdagangan antarnegara, masing-masing negara tidak dapat menggunakan mata uangnya sendiri. Mata uang tersebut harus dikonversikan ke dalam mata uang negara lain agar perdagangan daoat berlangsung. Nilai tukar mata uang suatu negara apabila ditukarkan dengan mata uang negara lain disebut sebagai “kurs”.
Keunggulan Absolut dan Keuntungan Komparatif
Keuntungan absolut (absolute advantage) terjadi apabila negara dapat memonopoli suatu produk atau dapat memproduksi dengan biaya produksi terendah (lowest cost). Keuntungan komparatif (comparative advantage) terjadi apabila negara dapat memproduksi suatu barang atau jasa lebih baik daripada negara lain. Suatu negara akan melakukan ekspor apabila ia memproduksi secara lebih baik dibanding negara lain.
BEBERAPA DAMPAK MEMASUKI WILAYAH GLOBAL
            Dalam bisnis dihadapkan pada dua pilihan lingkup operasi yaitu memasuki bisnis pada lingkup domestik semata, atau terjun pada bisnis domestik dan internasional. Pada kenyataannya, banyak perusahaan yang kini tengah merambah pasar internasional. Adapun keuntungan yang diharapkan adalah:
Profit Potential
            Dengan memasuki pasar internasional yang lebih besar dibanding pasar domestik maka perusahaan memiliki kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Profit margin
            Apabila perusahaan memasuki bisnis internasional maka perusahaan dapat meningkatkan keuntungan karena biaya/unit tiap produk dapat ditekan. Dengan demikian sebenarnya perusahaan meningkatkan margin keuntungannya. MIsalnya biaya riset dan pengembangan yang mahal dapat dikompensasi dengan meningkatnya penjualan produk.
Establihed Demand
            Pasar global menjanjikan konsumen yang amat banyak pada berbagai negara sehingga penjualan produk perusahaan tidak bergantung pada satu negara saja. Apabila penjualan domestik turun maka masih dapat dikompensasi dengan penjualan dinegara lain.
Raw Material
            Produk-produk didunia saat ini sudah terlalu sulit untuk dicari dari mana asal usulnya. Banyak negara maju yang kesulitan atau tidak memiliki bahan baku untuk industrinya. Contohnya, Jepang bekerja sama dengan Indonesia untuk mendapatkan bahan bakar bagi keperluan industrinya.
Technologi
            Salah satu tujuan perusahaan untuk memasuki bisnis global adalah mencari akses terhadap suatu teknologi. Sebagai contoh, perusahaan games Sega dari Jepang bekerja sama dengan perusahaan software Electronic Art (EA) dari Amerika untuk mengembangkan games terbaru. Kedua perusahaan tersebut menggabungkan teknologi perangkat keras Sega dan program komputer EA.
Production Efficiency
            Nike dan Adidas membangun pabriknya diIndonesia untuk mencari tenaga kerja yang murah. Dengan demikian, perusahaan tersebut tetap kompetitif karena dapat menjual produknya dengan harga yang lebih murah dengan menghemat biaya.
KERJASAMA ANTAR NEGARA DAN REGIONAL
             Terciptanya perekonomian global sudah ditunjukkan oleh adanya kecenderungan sejak tahun 1980-an. Ohmae (1985) telah mengidentifikasi adanya tiga poros kekuatan ekonomi, disebut Triad Power, yang mendominasi perekonomian dunia. Disamping itu juga masih ada beberapa kekuatan ekonomi lainnya. Hal ini sebagai akibat adanya perilaku negara yang melakukan kerjasama antar negara dan kerjasama antar regional di satu kawasan tertentu.
Masyarakat Eropa (ME) (pertama dari 3 poros ekonomi dunia)
            ME Terbentuk tahun 1960-an, mempunyai tujuan yaitu penciptaan pasar umum (common market) termasuk menghilangkan hambatan-hambatan dalam perpindahan barang, jasa, orang dan modal diantara sesama anggota. Perusahaan-perusahaan di negara anggota menganggap pentingnya pasar tunggal Eropa sebagai basis kekuatan ekonominya menghadapi persaingan Jepang. Oleh karena itu semua hambatan dalam perdagangan, investasi, dan perusahaan dihapuskan pada tahun 1992 bahkan negara-negara itu telah menyatukan mata uang mereka sejak tahun 1998. Dengan demikian perusahaan-perusahaan dapat menekan biaya dengan memanfaatkan secara penuh keunggulan kompetitif nasional, skala ekonomi, dan efek pembelajaran. Tigkat persaingan yang semakin ketat pada akhirnya akan menguntungkan konsumen dalam bentuk harga yang rendah, kualitas yang tinggi, dan lebih banyak pilihan.
Kelompok NAFTA (kedua dari 3 poros ekonomi dunia)
            NAFTA atau North American Free Trade Agreement terbentuk tahun 1992 dengan anggota sebanyak tiga negara, yaitu AS, Kanada dan Mexico. Mereka telah menyepakati dihapuskannya hambatan-hambatan dalam perdagangan dan investasi.
Jepang (ketiga dari 3 poros ekonomi dunia)
            Jepang merupakan pasar yang sulit dimasuki. Akan tetapi akhir-akhir ini pasar mereka sudah semakin terbuka, khususnya bagi produk Eropa dan Amerika. Dengan produk yang tepat para pengusaha Eropa dan Amerika dapat bersaing dipasar Jepang dan bahkan dapat berkembang seperti yang telah dicapai oleh Apple Computers, Xerox, Johnson and Johnson, dan masing banyak lagi (Dharmesta, 1997).
Eropa Timur dan Cina
            Pola perekonomi terpimpin atau perencanaan terpusat telah diterapkan di negara-negara Eropa Timur dan Cina selama beberapa dekade tanpa memperhatikan kekuatan pasar maupun transaksi bebas dengan ekonomi negara lain. Namun saat ini mereka telah berubah pada sistem berbasis pasar yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara penuh dalam perekonomian global sehingga pengaruhnya pasti akan nampak.
Negara-Negara Industri Baru
            Negara-negara industri baru yang dikenal dengan Newly Industrializing Countries (NIC) terdiri atas Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, dan Singapura. Perekonomian mereka menjadi sangat maju menjadi penantang dominator karena dapat mengurangi kesenjangan teknologi, lebih mudah mendapatkan akses terhadap modal internasional, biaya murah serta tenaga kerja yang produktif. Mereka sangat agresif memasuki pasar internasional produk elektronik, otomotif, dan barang industri lain (Wincester, 1991). Mereka menjadi pesaing  berat bagi ME, AS, dan Jepang. NIC tersebut percaya bahwa penciptaan pasar yang lebih bebas dapat berdampak pada kemajuan ekonomi. Oleh karena itu mereka berupaya mendorong negara-negara berkembang lain untuk membuka ekonominya bagi pasar dunia.
APEC (Asia Pacific Economic Cooperations)
            APEC beranggotakan negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik, termasuk Jepang dan AS yang diperkirakan akan menjadi pasar bebas yang sangat besar dan memacu pengembangan pasar global. Mereka telah sepakat untuk membuka pasar bebas pada tahun 2020.
AFTA (Asean Free Trade Agreement)
            AFTA mencakup negara-negara Asean yaitu: Brunai, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Tahun 2003 telah menjadi patokan mereka untuk melakukan liberalisasi perdagangan dan investasi. Upaya mereka ini sejalan dengan upaya APEC yang keanggotaannya mencakup mereka juga.
KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL & PERSAINGAN USAHA
             Faktor persaingan telah menjadi alasan utama untuk memasuki pasar global bagi kebanyakan perusahaan. Beberapa indikator yang mencerminkan persaingan global adalah sebagai berikut (Dharmesta, 1997) :
  • Munculnya lebih banyak pesaing yang beroperasi pada tingkat dunia.
Pesaing-pesaing yang terjun ke arena persaigan yang sama dipandang sebagai pesaing global karena mereka menerapkan strategi global untuk melayani pasar global, barang dan jasa global, lokasi global untuk menjalankan akticitas, pemasaran global, serta gerakan-gerakan persaingan global. Jika pesaing menggunakan strategi global, perusahaan perlu mengikutinya. Cara ini mencakup ke pasar-pasar utama dan berusaha keras untuk menjadi pertama dalam menawarkan produk standard atau pertama dalam penerapan program pemasaran yang seragam.
  • Munculnya pesaing-pesaing dari negara lain.
Persaingan global juga terjadi dikarenakan datangnya pesaing-pesaing dari negara-negara lain bahkan benua lain. Dikarenakan perbedaan latar belakang dalam pencapaian tujuan dan pendekatan, persaingan global antara rival-rival dari negara-negara lain yang cenderung semakin ketat.
  • Terjadinya interdependensi antar negara.
Sangat dimungkinkan bahwa pesaing secara sengaja menciptakan interdependensi yang kompetitif antar negara dengan menggunakan suatu strategi global. Hal ini ditandai dengan adanya aktivitas bersama. Sebagai contoh, perusahaan dapat menggunakan pabrik fi Indonesia untuk melayani pasar Jepang dan Amerika, sehingga pangsa pasar yang dicapai di Amerika akan mempengaruhi volume pabrik di Indonesia yang sebaliknya akan mempengaruhi biaya dan akhirnya pangsa pasar di Jepang. Jadi dengan adanya negara-negara yang saling bergantung, pangsa pasar pesaing di sebuah negara sangat mempengaruhi posisi biaya secara keseluruhan dan posisi pangsa pasarnya di negara lain. Interdependensi seperti ini dapat membantu perusahaan untuk menyerang pesaing di negara-negara lain. Sebaliknya pesaing dapat menanggapinya dengan meningkatkan aktivitas di pasar global, pemasaran global atau strategi global yang terpadu untuk menghindari pelemahan posisi di negara-negara tertentu.
  • Semakin tingginya volume perdagangan internasional.
Semakin meningkatnya volume ekspor dan impor antar negara menyebabkan semakin tingginya tingkat aktivitas para pesaing yang ada di negara-negara lain untuk berinteraksi satu sama lian. Disamping itu tingkat perdagangan yang tinggi dapat merubah sifat persaingan. Perusahaaan-perusahaan dari negara lain yang beroperasi pada tingkat dunia seperti dari Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Singapore banyak dibantu oleh pemerintah masing-masing. Demikian pula perusahaan-perusahaan Indonesia yang beroperasi di luar negeri juga dibantu pemerintah, sehingga persaingan yang terjadi bisa melibatkan persaingan antar pemerintah.
BEBERAPA PENDEKATAN DALAM BISNIS INTERNASIONAL
Expor
            Expor adalah menjual barang atau jasa keluar negeri. Ekspor adalah cara yang paling mudah untuk memasuki pasar internasional bagi sebuah perusahaan. Perusahaan tidak perlu membangun jaringan distribusi atau kantor perwakilan dinegara tujuan ekspor. Ekspor dapat dilakukan dengan beberapa cara: yaitu membuat departemen (bagian) ekspor, menggunakan perantara luar negri, dan berhubungan dengan perusahaan dagang pengekspor.
Foreign Licensing
            Lisensi adalah perjanjian antara suatu perusahaan pemberi lisensi (the licensor) dengan perusahaan pemegang lisensi (licensee) yang mengizinkan pemegang lisensi untuk memproduksi dan memasarkan produk perusahaan pemberi lisensi. Pemegang lisensi akan membayar royalti pada perusahaan pemberi lisensi untuk setiap unit barang yang terjual.
Cara tersebut ditempuh oleh perusahaan yang ingin memperluas pasar internasionalnya secara lebih agresif. Lisensi juga memungkinkan perusahaan pemberi lisensi untuk mengurangi biaya investasi, karena ia akan membaginya dengan pemegang lisensi yang menjadi mitranya diluar negeri. Penggunaan lisensi memungkinkan perusahaan memungkinkan perusahaan mendapatkan kombinasi biaya produksi optimal dinegara pemegang lisensi yang ongkos tenaga kerjanya relatif masih murah.
Foreign-Operated Sales Branch
            Cara lain yang lebih agresif dan menantang untuk memasuki pasar luar negeri adalah dengan mendirikan kantor cabang pemasaran luar negeri. Kantor cabang luar negeri adalah suatu perusahaan pemasaran diluar negeri yang dimiliki oleh perusahaan induk. Para karyawan kantor cabang dapat direkrut dari penduduk asal perusahaan dan penduduk negara setempat. Mereka dipekerjakan untuk memasarkan produk yang diproduksi dinegara asal.
Joint Ventures
            Joint Venture terjadi apabila suatu perusahaan bekerja sama dengan individu, perusahaa, atau pemerintah negara laindengan mendirikan suatu perusahaan baru dengan kepemilikan bersama. Wal Mart, sebuah perusahaan retail raksasa Amerika, melakukan joint venture dengan Group Lippo Indonesia mendirikan superblok (supermarket raksasa) dikarawaci, Tangerang, Wal Mart memilih bentuk joint venture karena diIndonesia terdapat peraturan bahwa perusahaan retail milik asing tidak boleh beroperasi di Indonesia tanpa bekerja sama dengan perusahaan lokal.
Wholly-owned Subsidiaries
            Merupakan seperangkat fasilitas produksi dan distribusi yang berada di luar negeri dan dimiliki oleh perusahaan induk yang berlokasi di berbagai tempat di dunia. Contohnya, Societe des produits Nestlr S.A. yang bergerak dalam bisnis consumer goods, mempunyai anak perusahaan bernama PT. Nestle Confectionary Indonesia untuk menjalankan bisnisnya di Indonesia. Perusahaan yang bergerak dalam bisnis internasional digolongkan dalam perusahaan multinasional.
Multinational Company
            Perusahaan multinasional adalah perusahaan pemilik aset yang beroperasi dan memiliki cabang-cabang secara luas di dunia. Perusahaan multinasional dapat bekerja menjalin kemitraan (partership) dengan perusahaan lokal,  joint venture dengan perusahaan atau pemerintah lokal, atau memiliki anak perusahaan sendiri di negara lain.
Perusahaan multinasional sangat ahli dalam bisnis internasional. Mereka akan berusaha untuk meminimalkan biaya produksi dan memaksimalkan peluang pasar. Oleh karena itu, mereka memfokuskan pada produksi yang memberikan biaya minimal dan memasarkan produk pada wilayah yang luas.
HAMBATAN-HAMBATAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Bahasa
            Bahasa merupakan hambatan yang bersifat klasik. Di dunia tidak ada satupun bahasa yang diterima oleh seluruh bangsa. Kendala tersebut biasanya diatasi dengan memberikan kemampuan bahasa bagi manajer0manajer internasionalnya atau memekai jasa penerjemah. Walapun begitu, budaya setempat ikut berpengaruh pada penggunaan bahasa, sehingga budaya setempat perlu dipelajari oleh manajer internasional.
Adat dan Budaya
            Adat dan budaya yang berbeda antar negara akan dapat menyebabkan masalah dalam hubungan bisnis. Di negara-begara barat dan belahan dunia yang lain, apabila seseorang menghadiri undangan seseorang, maka ia akan berusaha tepat waktu. Di philipina, apabila seseorang datang tepat waktu diartikan sebagai kekurangajaran.
Kurs
            Kurs dapat menjadi masalah potensial dalam perdagangan internasional. Apabila sebuah perusahaan ingin berbisnis dengan perusahaan lain, akan mengalami kesulitan untuk mengkonversi mata uang partnernya ke dalam mata uangnya.
Politik dan Proteksionisme
            Proteksionisme adalah suatu falsafah perdagangan internasional yang menghendaki diciptakannya hambatan terhadap impor untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan dari negara lain.
            Proteksionisme dapat dijalankan dengan menggunakan bea masuk, kuota, dan embargo. Bea masuk (tariff or impor duty) adalah pajak yang dikenakan untuk barang barang impor. Dengan dikenakannya pajak atas barang  barang impor akan membuat barang impor tersebut menjadi mahal sehingga produk lokal dapat bersaing dengan produk impor.
Kuota adalah pembatasan jumlah barang impor yang dapat dijual disuatu negara. Kuota lebih membatasi dibandingkan ba masuk, karena jelas jelas melarang perusahaan-perusahaan dinegaranya mengimpor beberapa atau seluruh produk yang dijual dinegara tertentu. Embargo erat kaitannya dengan politis.
            Bisnis skala internasional seringkali menghadapi konflik. Konflik seringkali terjadi antara negara asal (home country) dan negara tempat operasi (host country). Konflik biasanya berkisar antara permasalahan ekonomi dan kekuasaan.
KEUNGGULAN BERSAING SUATU NEGARA
“Jika sebuah negara asing dapat memasok kita dengan komoditas yang lebih murah daripada yang dapat kita buat sendiri, lebih baik membelinya dari mereka dengan beberapa bagian dari industri kita sendiri, yang dilakukan dengan cara di mana kita memiliki beberapa keunggulan.” (Adam Smith, The Wealth of Nations)
KEUNTUNGAN MENGETAHUI TEORI EKONOMI
Ketika pemerintah baru Chile diambil alih dari rezim Salvador Allende yang Marxist, perekonomian negara itu berada dalam keadaan kacau. Inflasi berjalan lebih dari 1.000 persen setahunnya, dan beban utang luar negeri negara sama sekali tidak dapat dikelola. Pemerintah sebelumnya telah mengikuti kebijaksanaan banyak negara berkembang pada waktu itu-sangat terlibat dalam perekonomian. Keterlibatan tersebut mencakup membebankan pajak pendapatan yang tinggi atas impor. Untuk melindungi industri lokal, mengenakan bea masuk yang tinggi atas sektor swasta untuk memperoleh dana bagi investasi yang diarahkan pemerintah, dan pemberian subsidi yang sangat besar untuk industri-industri tertentu.
Mengetahui bahwa perubahan-perubahan drastis harus dilakukan, pemerintah baru menunjuk sekelompok ahli ekonomi konservatif Chile untuk merancang program baru. Dikenal sebagai Chicago Boys karena lulusan Universitas Chicago, mereka adalah para pengikut ajaran pasar bebas dari profesor ekonominya dan pemenang hadiah Nobel Milton Friedman.
Isi program Chicago Boys itu dan dampaknya atas bisnis tidak mengejutkan seorangpun yang memiliki pengetahuan teori ekonomi. Nyatanya, banyak dari apa yang mereka usulkan berdasarkan atas teori keunggulan komparatif. Salah satu di antara reformasi mereka yang terpenting adalah mengurangi pajak impor, yang besarnya 1.000 % menjadi level dasar 10%. Tindakan ini memaksa Chile untuk menjadi sebuah perekonomian pasar bebas di mana para pabrikan dan pengembang harus bersaing di pasar-pasar dunia untuk bertahan dalam bisnisnya. Pajak impor yang lebih rendah juga mengurangi biaya impor peralatan modal, yang mendorong investasi bisnis.
Direktur Utama pabrik alat-alat terbesar di Chile, yang industrinya telah dilindungi dari persaingan asing dengan pajak impor (bea masuk) 1.000 persen, memberikan pendapatnya mengenai program baru tersebut: “Biasanya kami memiliki 5.000 pekerja dan produktivitas tahunan hanya $9.000 per pekerja. Sekarang kami punya 1.860 pekerja dan produktivitas per pekerja $43.000, dan akhirnya kami memperlihatkan suatu keuntungan”.
Namun ada kerugian dengan menurunnya bea masuk proteksionis yang tinggi. Walaupun pembuat peralatan terkemuka tersebut mampu bersaing setelah kehilangan proteksi impornya, sejumlah pembuat peralatan lokal lainnya terpaksa bangkrut ataupun mengontrakkan operasi mereka. “Kami akan kehilangan sebagian besar industri peralatan kami,” aku Alvaro Bardon, seorang Chicago Boys berusia 37 tahun, yang kemudian mengepalai Bank Central Chile.
Kunci kedua reformasi adalah privatisasi sistem pengamanan sosial  negeri itu oleh ahli ekonomi yang berpendidikan Amerika lainnya (seorang Doktor dari Harvard) yaitu Menteri Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial. Menurut ahli ekonomi Sebastian Edward dari UCLA, privatisasi ini mengakibatkan kenaikan tabungan nasional dari 10 % pada tahun 1986 menjadi 29 % pada tahun 1996. Hal ini mengakibatkan suku bunga yang lebih rendah, membuat pinjaman untuk investasi menjadi lebih murah.
Seberapa berhasilkah ukuran-ukuran pasar bebas yang diambil oleh pemerintah tersebut? Eskpor tentu saja meningkat, dari 14% dari Produk Domestik Bruto tahun 1980 menjadi 29%  pada tahun 1995. Tidak hanya perusahaan-perusahaan Chile mengekspor lebih banyak, tetapi mereka juga menanamkan modal lebih banyak dalam usaha-usaha di luar negeri, sekurang-kurangnya $3 miliar dalam empat tahun terakhir. Investasi-investasi tersebut meliputi toko-toko serba ada di Paraguay, perusahaan listrik di Argentina dan Peru, kereta api di Bolivia, pabrik botol Coca-Cola di Brazilia, dan bank-bank di Peru, Bolivia dan Argentina. Produk Domestik Bruto Chile tumbuh dengan tingkat 6% setahun dari 1980 sampai 1995, tingkat tertinggi di kawasan itu. Negeri ini memiliki GNP bruto perkapita $4.160 yang daya belinya sama dengan $9.520.
Dalam index of Economic Freedom tahun 1997, sebuah survei global yang dilakukan oleh Heritage Foundation, sebuah tangki pemikir Washington, dan The Wall Street Journal, Chile berada di peringkat ke 22 dalam daftar 150 negara. Faktor-faktor dalam survei itu adalah kebijaksanaan perdagangan, kebijaksanaan pajak, konsumsi pemerintah dari kelurahan ekonomi, kebijaksanaan moneter, dan investasi luar negeri, perbankan, upah dan pengendalian harga, hak-hak kekayaan, regulasi dan ukuran pasar gelap. Chile memiliki perekonomian yang paling bebas di Amerika Latin, terutama sebagai akibat kemajuan dalam penurunan hambatan-hambatan perdagangan dan pengurangan pengendalian harga.
Program ekonomi yang dilakukan oleh para ahli ekonomi Chile merupakan aplikasi praktis dari dasar teori perdagangan internasional-hukum keunggulan komparatif. Perhatikan pendidikan kepala Bank Sentral Chile. para ahli ekonomi biasanya ditemukan di dalam pemerintahan sebagai pengambil keputusan dan penasihat para pemimpin pemerintahan di seluruh dunia. Apabila mereka memiliki pengaruh kuat tertentu dalam urusan pemerintahan, mereka sering kali dijuluki dengan nama-nama yang direndahkan seperti “Chicago Boys” di Chile, “Technicos” di Meksiko, atau “Berkeley Mafia” (para ahli ekonomi yang memperoleh pendidikan di Universitas California-Berkeley) di Indonesia.
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
            Adam Smith, yang geram melihat intervensi pemerintah dan pengendalian baik atas perdagangan domestik maupun luar negeri, menerbitkan An Inguiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (1776), di mana ia mencoba menghancurkan falsafah penganut Merkantilisme.
1. Merkantilisme
            Merkantilisme, falsafah ekonomi bahwa adalah penting bagi kesejahteraan sebuah negara untuk mengakumulasi persediaan logam-logam berharga. Hal ini, dalam pandangan penganut merkantilisme, merupakan satu-satunya sumber kesejahteraan. Karena Inggris tidak memiliki pertambangan, para merkantilis cenderung ke perdagangan internasional untuk memasok emas dan perak. Pemerintah membuat kebijaksanaan ekonomi yang mempromosikan ekspor dan mengurangi impor, mengakibatkan surplus perdagangan yang harus dibayar dengan emas dan perak. Larangan-larangan impor seperti bea masuk mengurangi impor, sementara subsidi pemerintah kepada eksportir meningkatkan ekspor. Tindakan-tindakan ini menciptakan surplus perdagangan. Dalam akunting neraca pembayaran, ekspor yang membawa dollar ke negara ini disebut positif, tetapi impor yang menyebabkan dollar mengalir keluar diberi nama negatif.
2. Teori Keunggulan Absolut
            Adam Smith menyatakan bahwa kekuatan-kekuatan pasar yang seharusnya menentukan arah, volume dan komposisi perdagangan internasional, bukan melalui pengendalian pemerintah. Dia beralasan bahwa dalam perdagangan yang bebas dan tidak diregulasi, masing-masing negara akan mengkhususkan diri dalam memproduksi barang-barang yang dapat diproduksinya dengan lebih efisien (memiliki suatu keunggulan absolut, baik alamiah maupun yang diperoleh). Sebagian barang-barang tersebut akan diekspor untuk membayar impor barang-barang yang dapat diproduksi lebih efisien di tempat lain. Smith menunjukkan dengan contoh mengenai keunggulan absolut bahwa kedua negara akan memperoleh keuntungan dari perdagangan.
            Misalkan ada persaingan sempurna dan tidak ada biaya-biaya transportasi di dunia dengan dua negara dan dua produk. Diasumsikan (1) satu unit input faktor produksi (kombinasi tanah, tenaga kerja dan modal) dapat memproduksi beras dan mobil di Amerika Serikat dan Jepang, (2) masing-masing negara memiliki 2(dua) unit input yang dapat digunakannya untuk memproduksi baik beras maupun mobil, dan (3) masing-masing negara menggunakan satu unit input faktor produksi untuk memproduksi tiap-tiap produk. Apabila tidak ada negara yang mengimpor atau mengekspor, jumlah-jumlah yang ditunjukkan dalam tabel juga merupakan apa yang tersedia bagi konsumsi lokal. Keluaran total dari kedua negara adalah 4 ton beras dan 6 mobil.
Tabel 1.Produksi per unit Faktor Produksi(Tenaga Kerja) per periode waktu
Negara/Komoditas
AS
Jepang
Jumlah
Beras (ton)
3
1
4
Mobil (unit)
2
4
6
Total
10
            Di Amerika Serikat, tiga ton beras atau dua mobil dapat diproduksi dengan satu unit input. Karenanya, tiga ton beras harus mempunyai harga yang sama dengan dua mobil. Tetapi di Jepang, karena hanya satu ton beras yang dapat diproduksi dengan unit masukan yang dapat memproduksi empat mobil, maka satu ton beras seharusnya memiliki biaya sebanyak empat mobil.
            Amerika Serikat mempunyai keunggulan absolut (absolute advantage) dalam produksi beras (tiga banding satu), sementara keunggulan absolut Jepang berada dalam pembuatan mobil (empat banding dua). Apakah setiap orang di manapun akan memberikan kepada pembuat mobil Jepang lebih banyak daripada satu ton beras untuk empat mobil? Menurut contoh ini, semua produsen beras Amerika seharusnya demikian karena mereka dapat memperoleh hanya dua mobil untuk tiga ton beras di negaranya. Demikian pula, para pembuat mobil Jepang, sekali mereka mengetahui bahwa mereka dapat memperoleh lebih dari satu ton beras untuk setiap empat mobil di Amerika Serikat, mereka akan berkeinginan untuk memperdagangkan mobil Jepang dengan beras Amerika.
            Spesialisasi tiap negara. Misalnya tiap negara memutuskan akan menggunakan sumber-sumbernya hanya untuk memproduksi produk yang lebih efisien. Tabel berikut ini memperlihatkan keluaran masing-masing negara. Perhatikan bahwa dengan kuantitas unit masukan yang sama, keluaran total sekarang lebih besar.
Tabel 2. Spesialisasi Produksi
Negara/Komoditas
AS
Jepang
Jumlah
Produksi Beras
6
0
6
Produksi Mobil
0
8
8
14
3. Teori Keunggulan Komparatif
            Pada tahun 1817 David Ricardo memperlihatkan bahwa meskipun sebuah bangsa memegang keuggulan absolut dalam produksi dua barang, kedua negara masih dapat berdagang dengan keunggulan bagi masing-masing sepanjang bangsa yang kurang efisien, efisiennya di dalam memproduksi kedua barang itu.
            Marilah kita mengubah sedikit contoh pertama sehingga sekarang Amerika Serikat memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi kedua beras dan mobil. Perhatikan bahwa dibandingkan Amerika Serikat, Jepang kurang efisien dalam pembuatan mobil daripada dalam memproduksi beras. Karenanya ia memiliki keunggulan relatif, atau keunggulan komparatif, menurut Ricardo, dalam memproduksi mobil.
            Komoditas                    Amerika Serikat                      Jepang                Jumlah
             Ton beras                                   6                                     3                          9
              Mobil                                         5                                     4                          9
Masing-masing negara melakukan spesialisasi. Apabila masing-masing negara melakukan spesialisasi dalam apa yang dikerjakannya paling baik, keluarannya akan menjadi sebagai berikut:
            Komoditas                    Amerika Serikat                      Jepang                Jumlah
             Ton beras                                  12                                     0                        12
             Mobil                                          0                                     8                          8
            Syarat-syarat perdagangan. Dalam hal ini, syarat-syarat perdagangan akan berada di antara satu ton beras untuk lima per enam mobil yang harus dibayar oleh petani Amerika di Amerika Serikat, dan satu sepertiga mobil Jepang harus dibayar oleh pembuat mobil Jepang untuk satu ton beras Jepang.
            Marilah kita asumsikan bahwa para pedagang setuju atas tingkat pertukaran (kurs) satu mobil untuk satu ton beras. Keduanya akan memperoleh keuntungan dari pertukaran dan spesialisasi ini, seperti diperlihathan berikut ini:
            Komoditas                            Amerika Serikat                            Jepang
             Ton beras                                          8                                             4
              Mobil                                                4                                             4
            Perhatikan bahwa perdagangan ini meninggalkan Amerika Serikat dengan beberapa beras surplus dan satu mobil lebih sedikit daripada yang ia miliki sebelumnya. Jepang mempunyai lebih banyak beras dan jumlah mobil yang sama. Namun para petani beras Amerika seharusnya dapat memperdagangkan dua ton beras surplus untuk dua mobil di tempat lain. Maka hasil akhirnya akan berupa:
Komoditas                            Amerika Serikat                           Jepang
             Ton beras                                          6                                            4
              Mobil                                                6                                            4
            Keuntungan yang diperoleh dari spesialisasi dan perdagangan. Keuntungan spesialisasi dan perdagangan yang diperoleh dalam hal ini adalah sebagai berikut:
Komoditas                            Amerika Serikat                           Jepang
Ton beras                                                                                        1
Mobil                                                 1
Batas kemungkinan produksi (production possibility frontiers). Kita juga dapat mengilustrasikan perolehan dari perdagangan secara grafis, dengan menggunakan batas kemungkinan produksi. Gambar diatas menggambarkan garis kemungkinan produksi Jepang dan Amerika dengan menggunakan biaya konstan untuk memudahkan. Kurva-kurva ini, apabila tidak ada perdagangan, juga menggambarkan kombinasi kemungkinan dari barang-barang untuk dikonsumsi. Sebelum perdagangan, Amerika Serikat mungkin memproduksi dan mengkonsumsi enam ton beras dan lima mobil (titik A), sementara Jepang memproduksi dan mengkonsumsi tiga ton beras dan empat mobil (titik A).
Dengan masing-masing negara mengadakan spesialisasi dalam produksi barang-barang di mana ia memiliki keunggulan komparatif dan memperdagangkan surplusnya dengan yang lain, kedua negara dapat mengkonsumsi pada titik B. Bidang yang diberi bayangan di bawah masing-masing kurva menunjukkan keuntungan yang diperoleh dari perdagangan.
Konsep sederhana mengenai keunggulan komparatif (comparative advantage) merupakan dasar bagi perdagangan internasional.
Perhatikan bahwa dalam contoh, kita menyebutkan sebuah unit masukan. Ini adalah versi yang lebih modern dari contoh-contoh Ricardo dan Smith, yang menggunakan hanya masukan tenaga kerja. Mereka melakukannya karena pada saat itu hanya tenaga kerja yang dianggap penting dalam memperhitungkan biaya produksi. Juga, tidak ada pertimbangan yang diberikan bagi kemungkinan memproduksi barang-barang yang sama dengan kombinasi faktor-faktor yang berbeda, dan tidak ada penjelasan yang diberikan tentang mengapa biaya produksi berbeda. Barulah pada tahun 1933, Ohlin, seorang ahli ekonomi Swedia, melanjutkan pekerjaan yang dimulai oleh ahli ekonomi Heckscher, mengembangkan teori faktor pendukung (faktor endowment).
 4. Teori Heckscher-Ohlin
Teori ini mulai dikenal publik dalam 1933 yakni sejak dipublikasikan teori ini dalam 1933. Jauh sebelumnya, teori ini dipelopori dan dirintis Eli Heckscher (guru besar kebangsaan Swedia tahun 1919).
            Pandangan guru besar tersebut kurang dicatat secara baik sampai 10 tahun kemudian pandangan Heckscher dikenal luas setelah dikembangkan dan dipublikasikan Bertil Ohlin seorang murid Eli Heckscher. Setelah itu lahirlah teori perdagangan internasional dikenal dengan nama H-O theory.
Pada hakekatnya teori H-O merupakan kelanjutan dan penyempurnaan teori-teori klasik yang terdahulu. Teori H-O didasarkan suatu dalil atau pandangan bahwa suatu negara akan mengekspor komoditinya yang didukung dengan adanya faktor-faktor produksi yang berlimpah (abundant) dan murah (cheap), dan akan mengimpor komoditi yang langka jumlahnya dan di latarbelakangi dengan mahalnya faktor-faktor produksi di negara tersebut.
Factor Endowments
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori H-O merupakan kelanjutan dan penyempurnaan teori keunggulan absolut dan keunggulan komparatif dimana dua teori tersebut menganjurkan terwujudnya perdagangan bebas secara internasional atas spesialisasi dan pembagian kerja. Pada gilirannya dua teori klasik tersebut mendasarkan spesialisasi dan pembagian kerja atas teori nilai buruh.
            Spesialisasi dan pembagian kerja internasional juga dianjurkan teori H-O. Akan tetapi dasarnya adalah berlimpahnya faktor produksi yang dimiliki suatu negara dan harganya murah (cheap factor price). Disini factor price menggantikan labor value dalam teori klasik.
            Factor price menyangkut harga faktor-faktor produksi seperti upah untuk buruh, sewa untuk kekayaan alam dan tingkat bunga untuk balas jasa modal.
            Factor Endowments adalah tersedianya faktor-faktor produksi yang mendukung (endowment) dan melandasai perdagangan internasional seperti kekayaan alam, buruh dan kapital (didukung dengan teknologi).
Komentar dan Pandangan
Ternyata, teori perdagangan internasional berdasarkan teori H-O belum sepenuhnya mampu menerangkan seluruh kegiatan bisnis dan perdagangan internasional. Menurut penelitian Leontief bahwa di tahun 1947, Amerika Serikat mengimpor komoditi yang sifatnya padat modal (kurang lebih 30% lebih besar dari ekspornya). Ini adalah suatu keanehan mengingat Amerika Serikat banyak memiliki modal dan teknologi. Keanehan yang ditemui Leontief dalam penelitiannya disebut Leontief paradox yang bisa dijelaskan teori H-O (sampai sekarangpun Amerika Serikat masih impor mobil).
            Terdapat perdagangan komoditi secara internasional dalam industri yang sama (intra-industry trade) dimana masing-masing perusahaan yang menghasilkan produk yang sama (misalnya mobil) melakukan product differentiation (sama tetapi tidak serupa) untuk memenangkan persaingan. Gejala seperti itu juga tampaknya tidak bisa dijelaskan teori H-O.
 5.      Daur Hidup Produk Internasional ( IPLC)
            Teori ini menjelaskan mengapa suatu produk yang mula-mula sebagai ekspor sebuah negara akahirnya menjadi impornya.
            Ada empat tahap yang dilalui sebuah produk dalam International Product Life Cycle (IPLC) dapat dijelaskan dengan contoh kasus di Amerika Serikat sebagai berikut :
Tahap Pertama,
            Ekspor AS karena Amerika Serikat memiliki penduduk dengan konsumen berpendidikan tinggi terbesar di dunia, persaingan memperoleh dukungan mereka sangat intensif. Karenanya para pabrikan didorong secara terus menerus mencari cara yang lebih baik guna memuaskan kebutuhan konsumennya sehingga pada tahap awal daur hidup, desain dan metode produksi dapat berubah. Dengan demikian Amerika Serikat dapat memimpin dalam memperkenalkan produk baru dan pelanggan diluar negari memiliki suatu dorongan untuk mengetahui produk tersebut dan harus membelinya dari perusahaan Amerika yang terjadi pasar ekspor terus berkembang.
Tahap Kedua,
            Produksi Luar Negeri dimulai pada tahapan ini volume ekspor tumbuh dan menjadi cukup besar untuk mendukung produksi lokal maka perusahaan mulai mengirim ke cabang-cabang informasi produk baru dengan penjelasan yang lengekap tentang bagaimana memproduksinya bila tidak adanya cabang para pelaku bisnis akan ketika mengetahui tentang ptroduk tersebut akan memperoleh lisensi untuk memproduksinya.  Maka dimulailah produksi diluar negeri
Tahap Ketiga,
            Persaingan luar negari dalam pasar ekspor. Pada tahapan ini setelah pabrikan luar negeri memperoleh pengalaman dalam pemasaran dan produksi, biaya-biaya mereka akan turun. Kejenuhan pasar lokal akan meyebabkan mereka mencari para pembeli lain tempat  sehingga pada tahap ini perusahaan-perusahaan asing bersaing di pasar-pasar ekspor dan akibatnya penjualan ekspor Amerika akan terus merosot.
Tahap Keempat,
            Persaingan Impor. Apabila penjualan domestik dan ekspor memungkinkan para produsen luar negeri memperoleh economices of scale yang dinikmati oleh perusahaan, mereka dapat mencapai suatu titik dimana merek dapat bersaing dalam kualitas dan menjual lebih murah daripada perusahaan Amerika dipasar Amerika. Sejak saat itu pasar Amerika akan dilayani hanya oleh impor contoh kasus televisi hitam putih.
REFERENSI
Alan M. Rugman, 1993. Bisnis Internasional, Buku satu dan dua, PPM.
Aldag and Stone, 1996. Business Changing World, Cunningham, International Thomson Publishing, 4th Ed
Basu Swastha DH., DR., SE., MBA., Ibnu Sukotjo W., SE., Pengantar bisnis Modern (Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern), Liberty, Yogyakarta, 1999.
Daniels J.D., & Radebaugh, L. H. 1995. Internasional Business Environments and Operations, 7th Ed
Donald A. Ball, 2000. Bisnis Internasional, Buku satu dan dua, Salemba Empat.
Jeff Madura., 2001. Pengantar Bisnis, Salemba Empat.
Gugup Kismono, 2001. Bisnis Pengantar, Cetakan 1, BPFE-Yogyakarta.
Utama, Agung., 2003. Upaya Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Perusahaan dalam Era Persaingan Global melalui Aliansi Strategis, Kajian Bisnis No. 30 September-Desember 2003, 22: 57-73.

Tinggalkan komentar