PROYEK KOTA BUNGSU

Tentunya seluruh infrastruktur, sarana, prasarana yang telah dibangun akan dikelola oleh Badan Otorita Kota Bungsu dibawah pengawasan khusus Yayasan yang akan mewadahinya. Seluruh asset harus terpelihara dan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara dengan landasan pada falsafah hidup Bangsa Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945 serta menjunjung tinggi prinsip Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia – NKRI Harga Mati.

“Bangunlah Jiwanya – Bangunlah Badannya” dan “Mengisi Ruang Kemerdekaan Indonesia”, tentu istilah dan motto ini akan diimplementasikan oleh Yayasan atau Organisasi yang akan dibuat nanti dengan membangun kekuatan spiritual, mental dan ahlak serta kompetensi pengetahuan keterampilan sehingga sumberdaya manusia diharapkan akan tangguh dan sanggup menghadapi dinamika perubahan jaman yang akan terjadi dimasa depan, kemudian dengan sendirinya dapat mengisi setiap ruang pembangunan dan mengelolanya dengan baik dan amanah menuju Indonesia Emas 2045.

Tahap kesembilan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Proyek Pembangunan Kota Bungsu

Monitoring dan evaluasi pada dasarnya diperlukan dalam setiap proyek, hal ini dikarenakan segala sesuatu tidak selalu berejalan sesuai yang direncanakan walaupun sudah dipersiapkan secara matang. Selain itu, untuk mengidentifikasi dan memberikan reaksi yang tepat terhadap penyimpangan dan kesalahaan pada pelaksanaan proyek yang tidak sesuai dengan perencanaan. Bahkan Proyek yang dirancang dengan baik, direncanakan secara komprehensif, sumber daya memadai, dan dilaksanakan dengan cermat akan tetap menghadapi yang namanya tantangan.

Tantangan ini dapat terjadi kapan saja dalam ruang lingkup proyek dan tim proyek harus melakukan pemantauan yang meliputi semua komponen yang berkaitan dengan proyek baik itu desain, perencanaan, dan pelaksanaan proyek untuk memastikan validitasnya dan untuk menentukan apakah diperlukannya tindakan yang korektif terhadap performa proyek.

Monitoring dan evaluasi adalah bagian dari pengendalian proyek yang memiliki fokus masing-masing. Monitoring atau pemantauan adalah proses pengumpulan informasi dan menghubungkannya dengan rencana dan tujuan proyek. Sedangkan, evaluasi adalah proses penilaian terhadap informasi hasil pemantauan yang sudah dilakukan.

Monitoring Proyek

Monitoring proyek adalah kegiatan mengamati dan mengawasi secara langsung setiap kegiatan-kegiatan pada saat pelaksanaan proyek yang bertujuan supaya memastikan perkembangan yang telah dilakukan sesuai dengan apa yang direncanakan. Proses indentifikasi kemungkinan terjadinya masalah dan respon terhadap masalah tersebut termasuk adalam kegiatan monitoring.

Hal tersebut dibutuhkan supaya proyek berjalan tanpa hambatan dan ketika ada terjadinya masalah, maka bisa diselesaikan dengan baik tanpa mengganggu pekerjaan lainnya, sehingga proyek dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan.

Evaluasi Proyek

Evaluasi merupakan tahapan yang dilakukan setelah monitoring pada pelaksanaan proyek yang bertujuan untuk menilai kinerja proyek secara sistematis dan objektif. Tahapan ini memiliki kaitan yang erat terhadap kegiatan monitoring, hal ini dikarenakan kegiatan evaluasi dapat dilakukan setelah kegiatan monitoring dan penilaian yang dilakukan merupakan penilaian terhadap informasi yang dari hasil kegiatan monitoring. Evaluasi diarahkan untuk keberhasilan pengendalian proyek. Dari kegiatan evaluasi inilah hasil yang didapatkan berupa gambaran terhadap kinerja proyek baik itu waktu, biaya maupun mutu proyek.

Audit Proyek

Audit adalah pemeriksaan menyeluruh terhadap manajemen proyek yang mencakup metodologi, prosedur, anggaran, pengeluaran dan tingkat penyelesaian. Isi laporan audit pada proyek pembangunan kawasan Kota Bungsu setidaknya memuat antara lain:

  1. Status proyek yang dikerjakan terkait apakah proyek telah dikerjakan sesuai jadwal.
  2. Status proyek di waktu berikutnya terkait apakah diperlukan perubahan jadwal dan mengapa.
  3. Status pekerjaan yang kritikal menyangkut sejauh mana pekerjaa-pekerjaan kritikal telah dikerjakan.
  4. Pengenalan Risiko terkait apa dan bagaimana potensi kerugian atau kegagalan proyek dapat terjadi.
  5. Informasi yang bermanfaat bagi proyek lain terkait pelajaran apa yang bisa diambil hikmahnya untuk pelaksanaan proyek lain.
  6. Keterbatasan audit yang menyangkut asumsi dan batasan yang dipakai dalam mengaudit proyek sehingga mempengaruhi hasil audit.

Secara lengkap isi laporan audit proyek tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Pendahuluan. Berisi penjelasan latar belakang dan tujuan proyek
  2. Status Sekarang. Berisi penjelasana mengenai status proyek saat dilakukan audit termasuk hasil pengukuran performansi yang digunakan dalam audit seperti Biaya, jadwal, kemajuan dan kualitas.
  3. Status proyek di masa yang akan datang
  4. Isu-isu manajemen yang penting. Berisi penjelasan mengenai isu-isu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan proyek yang berdasarkan pendapat auditor perlu mendapatkan perhatian khusus.
  5. Analisis Risiko. Berisi penjelasan mengenai risiko-risiko yang ada dalam proyek serta dampaknya pada biaya, waktu dan performansi proyek, serta berisi penjelasan mengenai alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk menghilangkan risiko.
  6. Keterbatasan dan Asumsi. Berisi penjelasan mengenai keterbatasan audit dan asumsi yang digunakan dalam mengaudit dan pembuatan laporan.

Selain Audit Proyek, akan dilakukan pula Audit terhadap manajemen Badan Otorita, Audit Tata Nilai dan Kearifan Lokal Sosial Masyarakat dan Audit Keuangan dan Aset Tangible dan Intangible. Keanggotaan tim audit akan meliputi wakil-wakil dari berbagai bagian. Hasil audit dilaporkan kepada manajer proyek dan manajemen perusahaan pelaksana yang kemudian akan melaporkan kepada Gugus Tugas Khusus dibawah kendali Ketua Bidang pada Yayasan.

Laporan Proyek

Adalah suatu laporan yang tentunya memberikan kemudahan dalam memantau berbagai kemajuan bahkan kendala yang terjadi dalam suatu pembuatan proyek. Laporan proyek pada pembangungan kawasan Kota Bungsu ini dibuat untuk mengetahui sebuah progres atau perkembangan yang terjadi mulai dari tahap perencanaan konstruksi atau proyek konstruksi.

Dalam kaitan ini Gugus Tugas dan Pelaksana Proyek akan diminta untuk tidak hanya membuat laporan bulanan saja, melainkan harus membuat laporan proyek mingguan bahkan harian. Laporan proyek harus secara spesifik dan detail dilakukan oleh pelaksana lapangan, guna untuk menghindari terjadinya perselisihan ataupun perbedaan pada kondisi di lapangan.

Umumnya laporan proyek terdiri dari 3 jenis seperti yang akan dilakukan pada kegiatan proyek pembangunan kawasan Kota Bungsu yaitu, laporan harian proyek, laporan mingguan proyek, dan laporan bulanan proyek. Namun masing-masing laporan tersebut memiliki kegunaan dan tujuan yang berbeda.

Dipublikasi di Kota Bungsu | Tag , , , | Meninggalkan komentar

KOTA BUNGSU MERCUSUAR DUNIA

Yayasan yang akan dibuat oleh founder nanti ingin menyampaikan gagasan untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi nomor 5 di dunia pada 2045. Tak sedikit pihak yang sinis dengan gagasan itu, bahkan dianggap mimpi di siang bolong. Namun, di bawah kolong langit ini, tak ada yang tak mungkin. Kekayaan sumber daya alam Indonesia begitu melimpah, laut kita sangat kaya, begitu pula manusia dan masyarakatnya dengan aneka ragam latar belakang suku, bahasa, budaya, dan adat istiadat. Hanya dibutuhkan kerja cerdas, terencana, sistematis, dan kerja keras, untuk bisa mengubah semua kekayaan alam tersebut menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat.

Tahap kedelapan, Infrastruktur Pilar ke-4 Mercusuar Dunia di Kawasan Kota Bungsu

Demi terciptanya masa depan Indonesia yang maju dan sejahtera, mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat Banten dan Nusantara menuju rahmatan lil ‘alamin baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, kami akan mulai menjalankan mimpi tersebut dengan kegiatan yang realistis, yaitu bagaimana membenahi wajah Kota Bungsu menjadi the future city, kota masa depan, kota harapan menuju Mercusuar Dunia. Selain membuat kota bertambah indah dan molek, hal ini sekaligus menjadikan Kota Bungsu menjadi bagian dari kota-kota besar di Indonesia sebagai pusat pertumbuhan, pendulum ekonomi, dan juga pusat peradaban.

Tren Kota Dunia

Untuk membuat sebuah kota menjadi modern, beridentitas, dan benar-benar kota masa depan, perencanaan yang matang dan inovatif adalah langkah yang paling dibutuhkan. Contoh paling nyata adalah Inggris ketika mencanangkan The Future City of London. Ini bukan pekerjaan setahun atau dua tahun, tapi dimulai sejak sekitar 300 tahun sebelumnya, saat peristiwa kebakaran besar tahun 1666 yang meluluhlantakkan Kota London.

Kini kemajuan Kota London sangat luar biasa dan kota ini sudah menjadi salah satu pusat ekonomi dan keuangan dunia. Pemerintah kota mampu mengembangkan 10 proyek yang mengubah wajah kota, yaitu The Millennium Dome, Greenwich, South Bank, Regent Street, Park Lane, On Track for New Trains, New Bridge for the Thames, Trafalgar Square, Tower of London, Diana Tribute, dan The Major’s Office.

Seluruh pembangunan proyek tersebut sebetulnya telah dicanangkan jauh sebelumnya, dengan tingkat perencanaan yang sangat matang dari berbagai perspektif dan inovasi. Negara lain yang mampu berinovasi dalam pembangunan kota adalah China ketika membangun Shanghai. Mengusung konsep transportasi masa depan 2030, Shanghai mengembangkan berbagai inovasi transportasi yang unik namun efektif, bersahabat, dan menyenangkan bagi masyarakat. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi negara itu melaju sangat cepat. Kota masa depan lain yang sangat futuristik dan ramah lingkungan adalah Masdar, Uni Emirat Arab.

UEA sepertinya tidak henti-hentinya mengeksplorasi dan berinovasi guna menjadikan negara ini salah satu destinasi pariwisata paling favorit di dunia. Pada 2025 akan muncul kota baru bernama Masdar, dilengkapi bangunan canggihnya. Masdar dirancang menjadi kota modern yang ramah lingkungan. Kota ini akan memiliki nol karbon, tanpa limbah kota, dan menggabungkan Rusia, Jerman, Jepang, dan sejumlah negara di Amerika Latin juga tak penah berhenti berinovasi dalam mengembangkan kota-kota di negerinya masing-masing.

The Future of Indonesia

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Mungkinkah kita membangun kota impian, yang memadukan arsitektur, menyandang multi-fungsi yang hendak diembannya, dan nilai-nilai heritage dan simbol, layaknya Washington DC, Singapura, Tokyo, dan kota-kota besar lainnya di dunia. Perpindahan Ibukota Negara dan Pemerintahan dari Kota Jakarta ke Kalimatan dengan dibangunnya IKN (Ibu Kota Nusantara) di daerah Kutai Kertanegara menjadikan pemicu kami untuk segera membangun Kota Bungsu sebagai kota masa depan Kota Mercusuar Dunia yaitu Kota Bungsu sebagai titipan sejarah yang harus dilakukan di pusat peradaban nusantara masa lalu yang masih di wilayah kekuasaan kerajaan Salakanagara pada masa lalu.

Sebagai kota baru yang masih dekat dengan pusat pemerintahan saat ini akan menjadi penyanggah dan alternatif perkembangan kota apabila sudah dipindah ke Kalimantan. Maka Kota Bungsu akan mengusung menjadi kota inovatif selain konsep Green City dan Smart City yang diadopsinya. Keunggulan itu yakni fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) yang bisa memberikan rasa nyaman bagi masyarakat.

Kedua, peningkatan pelayanan publik baik siang maupun malam hari. Dengan demikian bisa menjangkau seluruh masyarakat yang memerlukan berbagai pelayanan pemerintahan.

Ketiga, percepatan peningkatan fasilitas transportasi secara memadai, aman, dan nyaman bagi masyarakat. Efektivitas penggunaan moda transportasi missal yang aman, nyaman, dan terjangkau, mutlak ditingkatkan. Dengan demikian, penyelesaian faktor kemacetan yang kerap terjadi dapat diminimalisasi, sehingga hal itu dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Keempat, ekstensifikasi lokasi wisata di berbagai wilayah dalam memberikan rasa nyaman terhadap Kota Bungsu. Dengan demikian lokasi atau tempat yang selama ini belum berkembang dan terawat dapat dibenahi. Kelima, pengaturan lokasi perumahan agar semakin menarik minat berbagai kalangan dalam berinvestasi di Kota Bungsu nantinya.

Untuk mendorong “Kota Bungsu” sebagai kota modern dan kota masa depan yang pembangunannya akan dimulai dari tahun 2022 hingga tahun 2045 mendatang, hal lain yang perlu mendapat perhatian serius yakni kestabilan politik dan keamanan, kepastian hukum supaya investor merasa tenang, percepatan pembangunan infrastruktur yang memadai, dan kepemimpinan.

Sebagai contoh pembangunan Kota Makassar di Sulawesi Selatan untuk menjadi kota modern berwajah internasional. Pemerintah kota ini tidak henti-hentinya membuat megaproyek, dengan membangun konsep pengembangan future city. Makassar kelak akan menjadi kota yang mencerminkan pembangunan secara terintegrasi. Akan dibangun berbagai fasilitas dengan konsep pembangunan terpadu, seperti perkantoran, pusat-pusat hiburan, perumahan, dan lain-lain. Perwajahan kota pasti akan lebih menarik. Bagaimana dengan “Kota Bungsu” yang saat ini masih dalam tahap keinginan?

Tentu kita akan segera mewujudkannya menjadi bagian dari kota-kota besar di Indonesia bahkan dunia dan menjadi simbol peradaban dunia sebagai mercusuar dunia. Dalam upaya mewujudkan cita-cita besar tersebut, Yayasan dan Organisasi yang akan dibentuk kemudian oleh para sepuh/pinisepuh atau pemilik dana amanah, dengan segenap potensi yang dimilikinya akan memobilisasi seluruh kemampuan untuk melengkapi infrastruktur dasar, sarana prasarana, fasilitas umum, mensupport seluruh aktivitas sosial masyarakat, melakukan kerjasama antar stakeholder dan mendatangkan sumberdaya yang dibutuhan baik dalam maupun luar negeri, memperkejakan tenaga-tenaga ahli dan konsultan pembangunan yang memiliki pengalaman dalam membangun kota-kota besar dunia.

Diharapkan akan dapat terwujud beberapa bangunan fisik atau gedung-gedung serta infrastruktur umum lainnya, antara lain:

Membangun Monumen “Persaudaraan Dunia”

Membangun Rumah Budaya Nusantara

Gedung Konser Internasional

Reflika Kampung Wisata Negara Dunia

Hotel Dermaga

Masjid Terapung

Penguatan Sistem Informasi

Bantuan Penanganan Tanggap Darurat Bencana

Membiayai pelatihan relawan & Membentuk Tim Pendukung rescue Bencana

Membangun Kawasan Pengungsian Darurat Bebas Bencana

Membangun Bunker Penyelamatan Bencana

Sumbangan peralatan dan perlengkapan rescue

Bantuan Kendaraan, Pesawat dan Kapal Taktis

Bantuan Bangunan gudang penyimpanan alat rescue

Bantuan Gedung Pemadam Kebakaran

Alat Pemadam Kebakaran

Bantuan Mobilisasi dan Kendaraan Pemadam

Rumah Sakit berskala Internasional (semi gratis)

Bantuan Klinik dan Balai Sehat Modern

Bantuan Sosial dan Event Masyarakat

Panti Asuhan Anak Yatim

Boarding School (Saung Sekolah Alam)

Rumah Singgah Terlantar-Dhuafa-Difabel

Pembangunan Rumah Sehat Lansia

Revitalisasi TPU & Pembangunan Memorial Garden

Desa Wisata

Kampung Guest House & Homestay

Camping Ground Village

Membangun Fasilitas & Infrastruktur Kebahagiaan

Kawasan Gedung Olah Raga

Wisma Altet

Stadion Sepak Bola Internasional

Sirkuit Balapan Mobil

Sirkuit Balapan MotoGP

Arena Balapan Olah Raga lainnya

Infrastruktur dan Sarana Olah Raga Alam

Infrastruktur dan Sarana Olah Raga Air

Pacuan Kuda, Panahan dan Menembak

Lapangan Golf Skala Internasional

Gedung Pasar Induk

Pasar Sentral

Pasar Sentral Perikanan

Pasar Kota

Pasar Bersih

Shopping Super Mall Modern

Small Mall

Ruko

Workshop Center

Entrepreneur Center

Gedung UMKM

Koperasi

Resort dan Villa

Real Estat

Asrama

Apartemen

Perumahan Rakyat

Hotel Bintang Lima

Condominium

Residential Tower

Convention & Exhibition Hall (MICE)

Soho

Kawasan Otorita Khusus Kota Baru

Wedding Hall

Pendopo Kota dan Gedung Penginapan Tamu Kota

Alun-Alun Kota

Jalur Parade

Gedung dan Fasilitas Pemerintahan Daerah

Pengadilan dan Lembaga Pemasyarakatan

Basecamp dan Barak POLRI

Basecamp dan Barak TNI

Infrastruktur dan Lahan Pertahanan Keamanan

Jalan Tol Askes Kota Bungsu

Infrastruktur dan Fasilitas Monorel Kota Bungsu

Jalur dan Gedung Stasiun Kereta Cepat

Infrastruktur dan Fasilitas Kereta Gantung

Terminal Angkutan Umum dan Halte

Jalur Busway dan Angkutan Darat Khusus

Jetty dan Dermaga (Pariwisata dan Logistik)

Landasan Helikopter (Umum dan Private)

Bandara Regional (Public Service dan Private)

Moda Trasportasi Udara

Moda Transportasi Darat (Busway dan Service)

Moda Transportasi Laut

Dipublikasi di Kota Bungsu | Tag , , , | Meninggalkan komentar

KOTA BUNGSU SMART CITY

Konsep Smart City

Konsep Kota Cerdas (smart city) awalnya diciptakan oleh perusahaan IBM. Sebelumnya berbagai nama sempat dibahas para ahli dunia dengan nama digital city atau Kota Cerdas (smart city). Intinya Kota Cerdas (smart city) ini menggunakan teknologi informasi untuk menjalankan roda kehidupan kita yang lebih efisien. Versi IBM, Kota Cerdas (smart city) adalah sebuah kota yang instrumennya saling berhubungan dan berfungsi cerdas.

Kota Cerdas (smart city) adalah sebuah konsep kota cerdas atau pintar yang membantu masyarakat yang berada di dalamnya dengan mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat/lembaga dalam melakukan kegiatannya atau pun mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya.

Kota Cerdas (smart city) cenderung mengintegrasikan informasi di dalam kehidupan masyarakat kota. Definisi lainnya, Kota Cerdas (smart city) didefinisikan juga sebagai kota yang mampu menggunakan SDM, modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat (Caragliu, A., dkk dalam Schaffers, 2010:3).

Konsep Kota Cerdas (smart city) pada umumnya meliputi:

  1. Sebuah kota berkinerja baik dengan berpandangan ke dalam ekonomi, penduduk, pemerintahan, mobilitas, dan lingkungan hidup.
  2. Sebuah kota yang mengontrol dan mengintegrasi semua infrastruktur.
  3. Kota Cerdas (smart city) dapat menghubungkan infrastuktur fisik, infrastruktur IT, infrastruktur sosial, dan infrastruktur bisnis untuk meningkatkan kecerdasan kota.
  4. Kota Cerdas (smart city) membuat kota lebih efisien dan layak huni.
  5. Penggunaan smart computing untuk membuat Kota Cerdas (smart city) dan fasilitasnya saling berhubungan dan efisien.

Kota Cerdas (smart city) mempunyai 6 dimensi, yaitu Smart Government, Smart Economy, Smart Live, Smart Living, Smart People, dan Smart Mobility. Berikut adalah penjelasan lebih lanjutnya.

  • Ekonomi pintar (inovasi dan persaingan), semakin tinggi inovasi-inovasi baru yang ditingkatkan maka akan menambah peluang usaha baru dan meningkatkan persaingan pasar usaha/modal.
  • Mobilitas pintar (transportasi dan infrastruktur), pengelolaan infrastruktur kota yang dikembangkan di masa depan merupakan sebuah sistem pengelolaan terpadu dan diorientasikan untuk menjamin keberpihakan pada kepentingan publik.
  • Masyarakat pintar (kreativitas dan modal sosial), pembangunan senantiasa membutuhkan modal, baik modal ekonomi (economic capital), modal usaha (human capital), maupun modal sosial (social capital). Kemudahan akses modal dan pelatihan-pelatihan bagi UMKM dapat meningkatkan kemampuan keterampilan mereka dalam mengembangkan usahanya. Modal sosial termasuk elemen-elemen seperti kepercayaan, gotong-royong, toleransi, penghargaan, saling memberi dan saling menerima serta kolaborasi sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berbagai mekanisme seperti meningkatnya rasa tanggungjawab terhadap kepentingan publik, meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya keserasian masyarakat dan menurunnya tingkat kejahatan.
  • Lingkungan pintar (keberlanjutan dan sumber daya), lingkungan pintar itu berarti lingkungan yang bisa memberikan kenyamanan, keberlanjutan sumber daya, keindahan fisik maupun non fisik, visual maupun tidak, bagi masyarakat dan publik lingkungan yang bersih tertata, RTH yang stabil merupakan contoh dari penerapan lingkungan pintar.
  • Cerdas hidup (kualitas hidup dan kebudayaan), berbudaya berarti bahwa manusia memiliki kualitas hidup yang terukur (budaya). Kualitas hidup tersebut bersifat dinamis, dalam artian selalu berusaha memperbaiki dirinya sendiri. Pencapaian budaya pada manusia, secara langsung maupun tidak langsung merupakan hasil dari pendidikan. Maka kualitas pendidikan yang baik adalah jaminan atas kualitas budaya, dan atau budaya yang berkualitas merupakan hasil dari pendidikan yang berkualitas.
  • Pemerintahan yang cerdas (pemberdayaan dan partisipasi), kunci utama keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan adalah Good Governance, yang merupakan paradigma, sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang mengindahkan prinsip-prinsip supremasi hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi, transparansi, profesionalitas, dan akuntabilitas ditambah dengan komitmen terhadap tegaknya nilai dan prinsip desentralisasi, daya guna, hasil guna, pemerintahan yang bersih.

Tahap ketujuh, Pembangunan Infrastruktur Pilar ke-3 Smart City di Kota Bungsu

Kota Bungsu mengimplementasikan konsep Smart City yaitu sebuah konsep kota cerdas atau pintar yang membantu masyarakat yang berada di dalamnya dengan mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat/lembaga dalam melakukan kegiatannya atau pun mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya. Kota pintar merupakan upaya-upaya inovatif yang dilakukan ekosistem kota dalam mengatasi berbagai persoalan dan meningkatkan kualitas hidup manusia dan komunitas setempat.

Selain itu Kota akan dikembangan dan interkoneksi menuju Society 5.0 dan terintegrasi dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), interkoneksi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung serta terigrasi dan terkoneksi langsung dengan Satelit Pengendali Information & Communication Technology (ICT) untuk mencapai sebagai Pusat Data Dunia. Beberapa hal yang akan dibangun dengan mengadaptasi konsep Smart City pada pembangunan Kota Bungsu antara lain:

Kota Pusat Data Dunia (Server dan ICT)

Kota Pintar (Smart City) Team dan seluruh Infrastruktur pendukung

Kota Bungsu akan mengadopsi seluruh kemajuan teknologi informasi sehingga dapat dijadikan pusat data dunia karena memiliki kekuatan server yang dapat mengendalikan teknoloi informasi dunia dan seluruh kota akan diakses dengan seluruh sistem pintar dengan fasilitas terlengkap.

Desa Pintar (bantuan infrastruktur teknologi pintar)

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah seharusnya dapat dimanfaatkan oleh para pengelola desa untuk mewujudkan apa yang diistilahkan sebagai desa pintar. Bagaimanapun, bukan hanya kota saja yang mesti dibuat pintar. Desa pun perlu dibuat pintar.

Program ini sengaja dilakukan bagi wilayah penyangga Kota Bungsu sebagai Kota Baru yang masih berstatus desa atau kampung untuk tetap mendapatkan fasilitas atas kemajuan kota dengan memberikan bantuan berupa infrastruktur teknologi pintar yang dapat digunakan oleh wilayah desa tersebut.

Secara sederhana, desa pintar dapat didefinisikan sebagai desa inovatif yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta teknologi lainnya untuk meningkatkan kualitas kehidupan segenap warga desa, mengefisienkan layanan dan pengelolaan desa, meningkatkan daya saingnya sembari memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan terkait dengan aspek-aspek ekonomi, sosial, lingkungan maupun kultural.

Jika kita telisik, ada setidaknya empat aspek yang perlu menjadi prioritas pokok dalam ikhtiar mewujudkan desa pintar:

Yang pertama, pintar secara ekonomi. Kehidupan desa ditopang oleh sistem perekonomian yang baik. Caranya yaitu dengan memaksimalkan sumber daya atau potensi yang dimiliki desa dengan memanfaatkan semaksimal mungkin layanan TIK. 

Yang kedua, pintar secara sosial. Dalam hal ini, segenap warga desa memiliki keamanan, kemudahan serta kenyamanan dalam melakukan interaksi sosial dengan sesama warga desa ataupun dengan aparatur pengelola desa.

Yang ketiga yaitu pintar secara lingkungan. Segenap warga desa memiliki tempat tinggal layak huni, sehat, hemat energi, dibarengi dengan pengelolaan energi yang ramah lingkungan dengan dukungan layanan TIK beserta pengelolaan dan peran sumber daya manusia (SDM) yang baik.

Adapun yang terakhir, aspek keempat, pintar secara teknologi. Segenap warga desa mampu memanfaatkan setiap kemajuan teknologi secara bijak dan tepat guna. Dengan demikian, bukan hanya memberi manfaat bagi diri sendiri, tetapi juga memberi manfaat bagi orang lain. Di samping tersedianya antara lain infrastruktur internet berkecepatan tinggi (broadband) berikut fasilitas jaringan antar wilayah yang andal, praktik tata kelola pemerintahan desa yang baik menjadi faktor krusial yang turut menyokong bagi terwujudnya desa pintar berkelanjutan.

Praktik tata kelola pemerintahan desa yang baik bersandar pada enam prinsip sebagai berikut: keberlanjutan, responsif, keadilan, transparansi, partisipasi publik, dan keamanan. Praktik tata kelola pemerintahan desa yang baik dapat dicapai dengan terciptanya peningkatan sistem manajemen dan pelaksanaan pemerintahan serta peningkatan kinerja aparatur desa melalui sistem pendidikan dan pelatihan yang bermutu dan berkesinambungan termasuk pendidikan dan pelatihan dalam pemanfaatan teknologi digital.

Peradaban di dunia semakin baru, pengetahuan teknologi semakin berkembang. Hal ini membuat negara-negara maju memikirkan bagaimana cara agar masyarakat lebih maju hidup berdampingan dengan teknologi. Jepang telah memikirkan perkembangan teknologi dalam menyejahterakan masyarakat sejak puluhan tahun lalu. Namun, perkembangan Society 5.0 ini disebut ‘gila’ namun penuh apresiasi.

Kota menuju Society 5.0 (partisipatif model)

Kota Bungsu akan terintegrasi dengan Seciety 5.0 dimana masyarakat yang tinggal di Kota Bungsu akan dilibatkan dalam program Masyarakat Super Pintar atau konsep masyarakat masa depan yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan dunia maya dan ruang fisik.

Perkembangan information and communications technology (ICT) membawa pengaruh drastis bagi masyarakat dan industri. Transformasi digital menghasilkan nilai-nilai baru dan menjadi pilar kebijakan industri di banyak negara di dunia. Dalam rangka mengantisipasi tren global tersebut, “Society 5.0″ diperkenalkan sebagai konsep utama atau inti di Rencana Dasar ke-5 Sains dan Teknologi, yang diadopsi oleh Kabinet Jepang pada Januari 2016. Era Society 5.0 diidentifikasi sebagai bagian dari salah satu strategi pertumbuhan di Jepang.

Tujuan dari era Society 5.0 adalah untuk mewujudkan masyarakat di mana orang menikmati hidup secara maksimal. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi adalah tujuan utama, dan bukan untuk kemakmuran segelintir orang terpilih.

Meskipun Society 5.0 adalah strategi pertumbuhan Jepang, namun hal ini tidak terbatas pada Jepang, karena tujuannya sama dengan sustainable development goals (SDG). Tantangan yang dihadapi Jepang, seperti populasi yang semakin menua, penurunan angka kelahiran, penurunan populasi dan infrastruktur yang menua, merupakan tantangan yang pada akhirnya akan dihadapi banyak negara lain.

Indonesia memiliki beragam budaya, populasi yang besar, dan berbagai karakter sosio-ekonomi, sehingga lokalisasi TPB/SDGs hingga ke tingkat pedesaan sangatlah penting. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) merupakan sebuah cetak biru bagi semua bangsa untuk maju dan mengakhiri kemiskinan. Melalui 17 Tujuan TPB berniat memecahkan masalah-masalah global dengan fokus utama pada masyarakat, bumi, perdamaian, serta kemakmuran. SDGs Moment 2021, sebuah progres terbaru dari agenda ini juga menjadi pengecekan kenyataan di lapangan agar seluruh negara dapat menjalankan langkah yang lebih baik lagi pada berbagai tingkatan: global, nasional, lokal, dan individual.

Desa SDGs (Penguatan Partisipasi Program SDGs)

Lokalisasi TPB/SDGs merupakan hal yang vital. Semua negara memiliki sejarah, budaya, dan situasi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Perbedaan ini dapat mempengaruhi penerapan TPB/SDGs sebagai inti dari agenda pembangunan nasional. Komitmen Indonesia dalam TPB/SDGs dimulai pada 2015 ketika Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia pada masa itu, menandatangani dokumen di Sidang Umum PBB. Indonesia berkomitmen mewujudkan rancangan pembangunan nasional dengan mengacu pada 17 Tujuan Global sebagai inti gerakan yang disandingkan bersama kearifan lokal dan prinsip ‘Tidak Akan Ada Satu Orangpun Terlewatkan’ (No One Left Behind) sebagai wajahnya.

Di Indonesia, proses lokalisasi TPB/SDGs dimulai pada 2017 ketika Presiden Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Presiden dengan seluruh rincian 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Peraturan Presiden ini juga mencakup instruksi untuk membuat Pemetaan TPB Nasional, Rancangan Aksi Nasional, dan Rancangan Aksi Lokal. Kemitraan dan partisipasi inklusif adalah kunci untuk mencapai Tujuan-Tujuan Global ini. Indonesia memiliki beragam budaya, populasi yang besar, dan berbagai karakter sosio-ekonomi, sehingga lokalisasi TPB/SDGs hingga ke tingkat pedesaan sangatlah penting.

Dalam proses lokalisasi, bahasa dan tampilan visual berperan penting. 17 Tujuan Global telah diadaptasi menjadi “SDGs Desa” dengan penyesuaian pada diksi dan logo untuk menciptakan pengaruh yang paling efektif. Bahkan terdapat Tujuan ke-18 dalam SDGs Desa, yaitu “Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif”. Penambahan tujuan ini dilakukan agar kekosongan pada versi asli TPB/SDGs dapat terisi, sehingga sesuai dengan kondisi pedesaan yang unik dalam konteks pembangunan.

SDGs Desa menjadi referensi utama untuk pembangunan jangka menengah di semua pedesaan Indonesia. Indikator dari versi asli TPB/SDGs dimodifikasi agar sesuai dengan keadaan di tingkat pedesaan. Untuk menentukan indikator-indikator ini, seluruh pedesaan membutuhkan data spesifik tentang desa mereka sendiri. Agar SDGs Desa dapat tercapai, pendataan menjadi langkah awal yang penting, dan pemutakhiran data merupakan upaya terfokus yang sedikitnya dilakukan setahun sekali dengan melibatkan banyak pihak. SDGs Desa adalah cara Indonesia dalam mencari konsep pembangunan berkelanjutan yang lebih terjangkau dan mudah dipahami. SDGs Desa membuat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan lebih dekat dan dapat diterapkan oleh penduduk desa, menciptakan tingginya angka partisipasi. Dengan demikian, para penduduk desa diharapkan dapat menikmati hasil dan manfaatnya sesegera mungkin.

Dipublikasi di Kota Bungsu | Tag , , , | Meninggalkan komentar

KOTA BUNGSU GREEN CITY

Pembangunan dan pengembangan kota tidak terlepas dari perubahan lingkungan yang secara fisik mengalami dampak kerusakan yang cukup dan secara tidak sadar dampak tersebut akan menimbulkan masalah-masalah baru seiring dengan proses pertumbuhan yang terjadi. Dengan demikian, perlu adanya solusi perencanaan dan perancangan pembangunan kota yang dapat mengurangi dampak kerusakan lingkungan dan menjaga kelangsungan hidup ekosistem lingkungan kota yang ada didalamnya, salah satunya yaitu konsep kota hijau (Green City).

Tahap keenam, Pembangunan Infrastruktur Pilar ke-2 Green City di Kawasan Kota Bungsu

Kota Bungsu juga mengadopsi konsep Green City (Kota hijau) yaitu konsep pembangunan kota berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dicapai dengan strategi pembangunan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial dan perlindungan lingkungan sehingga kota menjadi tempat yang layak huni tidak hanya bagi generasi sekarang, namun juga generasi berikutnya. Green city bertujuan untuk menghasilkan sebuah pembangunan kota yang berkelanjutan dengan mengurangi dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan dengan kombinasi strategi tata ruang, strategi infrastruktur dan strategi pembangunan sosial.

Green City (Kota hijau) adalah konsep pembangunan kota berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dicapai dengan strategi pembangunan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial dan perlindungan lingkungan sehingga kota menjadi tempat yang layak huni tidak hanya bagi generasi sekarang, namun juga generasi berikutnya. Kota Hijau adalah suatu kota yang terencana dengan baik, bercirikan ramah lingkungan dan mampu memanfaatkan sumber daya alam secara seimbang sehingga tercipta kesejahteraan bagi penduduknya.

Sejak 40 tahun terakhir, kota-kota di dunia mulai secara bersama-sama memikirkan masa depannya, bertitik tolak dari kekhawatiran terhadap daya dukung lingkungan yang sudah semakin menurun. Tidak mengherankan apabila berbagai ”agenda hijau” menjadi sangat dominan: penjuru dari segala upaya pengelolaan kota yang berkelanjutan. Berbagai pendekatan dikembangkan dengan nama dan tema yang berbeda, namun sesungguhnya memiliki spirit yang sama: menyelamatkan kota-kota sebagai hasil karya dari peradaban manusia dari kehancuran akibat degradasi kualitas lingkungan yang dahsyat.

Beberapa contoh agenda berkelanjutan yang telah diterapkan di dunia, antara lain: ecocity, eco2 cities, liveable city, permacity, symbiocity, hingga green cities. Kota-kota seperti Stockholm, Curitiba, Yokohama, Finlandia, dan Singapura seringkali dijadikan referensi dalam pengembangan agenda berkelanjutan tersebut.

Selain itu, dikenal pula beberapa instrumen teknis berikut yang digunakan dalam pengembangan pendekatan baru dalam mengatasi tantangan baru yang demikian sulit untuk dipecahkan: compact city planning, transit oriented development (TOD) planning, transportasi publik (misal MRT, LRT, dsb), infrastruktur hijau (ruang terbuka public/privat); hingga “green” urban governance (mencakup kepemimpinan dan sistem kelembagaan); dll. Ide dasar dari beragam upaya yang dilakukan sesungguhnya adalah pengembangan lebih jauh dari model 3R (reduce, reuse and recycle) yang direalisasikan secara kolaboratif dan terpadu (tidak lagi sektoral) dalam skala yang lebih luas (kota/kawasan perkotaan).

Ide kota hijau pada akhirnya adalah membentuk siklus tertutup (closing the loops) dalam pemanfaatan air, energi dan limbah, sehingga pencemaran air, tanah dan udara (emisi GRK) dapat ditekan ke level minimal. Selain itu terkandung dalam filosofinya adalah mengubah persoalan menjadi peluang, mengubah tantangan menjadi potensi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat kotanya. Salah satu bentuk pemodelan yang terkenal untuk menggambarkan kondisi ini ada Model Hammarsby yang dikembangkan di Stockholm. Model ini mampu memperlihatkan satu siklus pengelolaan air, energi dan limbah pada skala distrik yang terpadu.

Mengembangkan konsep Green City

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menjawab isu tersebut dengan Program Pengembangan Kota Hijau/ P2KH yang mulai diluncurkan pada tahun 2011. P2KH mencakup 8 atribut kota hijau (green community, green planning and design, green open space, green building, green water, green waste, green transportation dan green energy).

Green city bertujuan untuk menghasilkan sebuah pembangunan kota yang berkelanjutan dengan mengurangi dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan dengan kombinasi strategi tata ruang, strategi infrastruktur dan strategi pembangunan sosial. Green city terdiri dari delapan elemen, yaitu:

  1. Green planning and design (Perencanaan dan rancangan hijau)

      Perencanaan dan rancangan hijau adalah perencanaan tata ruang yang berprinsip pada konsep pembangunan kota berkelanjutan. Green city menuntut perencanaan tata guna lahan dan tata bangunan yang ramah lingkungan serta penciptaan tata ruang yang atraktif dan estetik.

2.   Green open space (Ruang terbuka hijau)

      Ruang terbuka hijau adalah salah satu elemen terpenting kota hijau. Ruang terbuka hijau berguna dalam mengurangi polusi, menambah estetika kota, serta menciptakan iklim mikro yang nyaman. Hal ini dapat diciptakan dengan perluasan lahan taman, koridor hijau dan lain-lain.

3.  Green Waste (Pengelolaan sampah hijau)

      Green waste adalah pengelolaan sampah hijau yang berprinsip pada reduce (pengurangan), reuse (penggunaan ulang) dan recycle (daur ulang). Selain itu, pengelolaan sampah hijau juga harus didukung oleh teknologi pengolahan modern dan pembuangan sampah yang ramah lingkungan atau sistem manajemen pengolahan sampah/limbah dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk mengelola sampah secara baik.

4.   Green transportation (Transportasi hijau)

      Green transportation adalah transportasi umum hijau yang fokus pada pembangunan transportasi massal yang berkualitas. Green transportation bertujuan untuk meningkatkan penggunaan transportasi massal, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, penciptaan infrastruktur jalan yang mendukung perkembangan transportasi massal, mengurangi emisi kendaraan, serta menciptakan ruang jalan yang ramah bagi pejalan kaki dan sepeda.

5.   Green water (manajemen air yang hijau)

      Konsep green water bertujuan untuk penggunaan air yang hemat serta penciptaan air yang berkualitas. Dengan teknologi yang maju, konsep ini bisa diperluas hingga penggunaan hemat blue water (air baku/air segar), penyediaan air siap minum, penggunaan ulang dan pengolahan grey water (air yang telah digunakan), serta penjagaan kualitas green water (air yang tersimpan di dalam tanah).

6.   Green energy (Energi hijau)

      Green energi adalah strategi kota hijau yang fokus pada pengurangan penggunaan energi melalui penghemetan penggunaan serta peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT), seperti listrik tenaga surya, listrik tenaga angin, listrik dari emisi methana TPA dan lain-lain.

7.   Green building (Bangunan hijau)

      Green building adalah struktur dan rancangan bangunan yang ramah lingkungan dan pembangunannya bersifat efisien, baik dalam rancangan, konstruksi, perawatan, renovasi bahkan dalam perubuhan. Green building harus bersifat ekonomis, tepat guna, tahan lama, serta nyaman. Green building dirancang untuk mengurangi dampah negatif bangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dengan penggunaan energi, air, dan lain-lain yang efisien, menjaga kesehatan penghuni serta mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan.

8.   Green Community (Komunitas hijau)

      Green community adalah strategi pelibatan berbagai stakeholder dari kalangan pemerintah, kalangan bisnis dan kalangan masyarakat dalam pembangunan kota hijau. Green community bertujuan untuk menciptakan partisipasi nyata stakeholder dalam pembangunan kota hijau dan membangun masyarakat yang memiliki karakter dan kebiasaan yang ramah lingkungan, termasuk dalam kebiasaan membuang sampah dan partisipasi aktif masyarakat dalam program-program kota hijau pemerintah.

Konsep pembangunan Kota Bungsu pada Pilar ke-2 ini adalah mengadopsi nilai-nilai sebuah konsep Kota Hijau (Green City) sebagai adaptasi terhadap upaya menyeimbangkan pembangunan dengan lingkungan alamnya sebagaimana dijelaskan diatas. Kita harus menjaga keseimbangan dan haromisasi alam sebagai bagian dari pada rasa syukur dan menjaga eksistensi dan kehidupan anak cucu kita di masa yang akan datang. Dan tentunya sepuh/pinisepuh atau pemilih dana amanah telah memiliki konsep yang paripurna dan menyeluruh bahkan memiliki nilai-nilai sakral yang harus menjadi pedoman dan acuan, maka dari itu kami akan turut serta mengikuti seluruh konsep dan nilai-nilai tersebut dalam melaksanakan pembangunan Kota Bungsu.

Beberapa program yang akan dilakukan pada tahap pembangunan infrastruktur ini, antara lain:

Partisipasi gerakan konservasi energi dan pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca

Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi sebesar 29% tanpa dukungan internasional dan 49% dengan dukungan internasional pada tahun 2030. Pada dokumen NDC Indonesia, sektor energi memiliki target pengurangan sebesar 314 CO2e. Namun sampai saat ini Indonesia masihtergantung dengan energi fosil, sementara penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) baru sekitar 5%. Emisi GRK dari sektor energy akan terus tumbuh sejalan dengan peningkatan pertumbuhan PDB. Dari rencana umum energynasional, proyeksi terhadap pertumbunaenergy pada tahun 2025 sebesar 904 juta ton CO2e, dan mencapai 1.991 juta ton CO2e di tahun 2050. Untuk itu perlu cara untuk mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan energi, namun juga sekaligus meminimalisir dampak terhadap perubahan iklim.

Dinosaurs Park

Water Park

Studio Alam

Dinosaurus Park, Water Park dan Studio Alam akan dibangun sebagai pelengkap dari eksistensi Kota Bungsu sebagai kota baru yang mandiri dan modern, diharapkan nantinya dapat mengundang mata dunia sehingga para wisatawan mancanegara dapat melihat fasilitas pelengkap kota tersebut sebagai sebuah kota yang mengusung konsep kota hijau (green city) atau forest city. Seluruh fasilitas baik Dinosaurus Park, Water Park maupun Studio Alam akan dibangun dengan menggunakan teknologi modern dan mengedepankan keselamatan bagi para pengunjung.  

Kebun Binatang

Kebun Binatang Kota Bungsu Banten akan dibangun dengan konsep digital, museum dan dunita nyata seperti taman safari sehingga terdapat pilihan bagi pengunjung untuk menikmati sajian penayangan digital yang menggunakan kecanggihan teknologi yang seakan-akan kontak langsung dengan binatang-binatang digital dan robot, selain itu disajikan pula museum yang menyimpan berbagai fosil atau bentuk binantang yang diawetkan. Dan yang tidak kalah menariknya adalah taman safari yang dapat dinikmati langsung oleh pengujung dengan menginap di cottage atau villa khusus sehingga dapat menikmati indahnya bersentuhan langsung dengan binatang yang dipelas di sekitar tempat penginapan tersebut.

SeaWord

SeaWord akan dibangun dengan kualtas terbaik sebagai manifestasi keragaman hewani laut dan air tawar yang dapat hidup di wilayah Banten yang dekat dengan Taman Nasional Ujung Kulon dan sebagai salah satu daya tarik pariwisata tingkat dunia. Pembanguan fasilitas dan sarana prasarana akan disesuaikan dengan kearifan lokal dan tetap menjaga keaslian dan keasrian wilayah Taman Nasional Ujung Kulon.

Restorasi Hutan Lindung

Restorasi Hutan Lindung & Optimalisasi Lahan Tidur

Optimalisasi Geo-Park TNUK Banten

Upaya yang akan dilakukan untuk memellihara lingkungan hidup adalah upaya optimalisasi Taman Nasional Ujung Kulon menjadi Geo-Park tingkat dunia yang dapat dinikmati sebagai wisata alam dengan membangun kereta gantung sepanjang wilayah yang diijinkan disekitar TNUK, selain itu lahan tidur akan dilakukan optimalisasi dengan melakukan penanaman pohon yang bermanfaat secara ekosistem dan ekonomi, serta merestorasi hutan lindung yang harus dijaga keasriannya.

Pemeliharaan Hutan Kota

Pemanfaatan Taman Hutan Raya

Taman Buah

Taman Bunga

Kebun Tanaman Obat

Pusat Penelitian Pembibitan Flora-Fauna

Revitalisasi Hutan sebagai Sumber Pangan Alternatif

Pemeliharaan Hutan Kota menjadi hal yang harus dilakukan dalam membangun Kota Baru dalam upaya menjaga keseimbangan alam, melakukan pemanfaatan terhadap Taman Hutan Raya akan menambah konektifitas yang positif dengan warga kota dengan tetap menjaga lingkunganya, selain masyarakat akan diajari cara budidaya pohon buah-buahan, bercocok taman tanaman bunga, tanaman obat yang bersinergi dengan kawasan wisata serta melakukan revitalisasi hutan.

Agricultural Park View

Eco-Valley

Fasilitas Teknologi Produksi Pangan Tercanggih

Pengelolaan Lumbung Pangan Modern

Pengelolaan Gudang Logistik Modern

Bantuan Bendungan dan Irigasi terintegrasi

Pengolahan Air Bersih

Pengelolaan & Pengolahan Limbah-Sampah

Konservasi Sumber Mata Air

Eksplorasi Alam sebagai Energi Baru Terbarukan

Prioritas pengembangan energi nasional saat ini terdiri dari (a) memaksimalkan penggunaan energi terbarukan; (b) meminimalkan penggunaan minyak bumi; (c) mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi dan energi baru; (d) menggunakan batubara sebagai andalan pasokan energi nasional; dan (e) memanfaatkan nuklir sebagai pilihan terakhir.

Dari prioritas ini, ada beberapa aksi mitigasi yang sudah diidentifikasi, antara lain melalui:

  1. Pengembangan energi baru terbarukan, dalam bentuk listrik (PLT hidro, panas bumi, angin, bioenergi, surya) dan dalam bentuk non listrik (biogas dan biodiesel)
  2. Pembangkit efisien (wasteheatrecovery, cogenpowerplant, CCT powerplant), fuelswitching atau pemanfaatan gas (SPBG, jaringan gas kota)
  3. Konservasi energy, seperti managementenergy, penghematan energi dan air (Pepres No.13/2011)
  4.  Penerapan SKEM (Standar Kinerja Energi Minimum) kepada produk AC dan direncanakan akan diterapkan untuk peralatan rumah tangga lainnya seperti TV, kulkas, ricecooker, dll.
  5. Reklamasi lahan pasca tambang.

Namun, beberapa tantangan dari pelaksanaan konservasi energi diantaranya (1) biaya investasi dan pengembangan proyek efisiensi energi  yang cukup besar, (2) peningkatan kesadaran dan perubahan perilaku untuk mendukung konservasi energi, (3) dukungan dari perbankan dan instunsi pendanaan yang masih kurang, hal ini disebabkan karena belum adanya  penjelasan dan keyakinan mengenai proyek konservasi energi dan keuntungan yang didapat, (4) ketersediaan data dan infromasi untuk mendukung penerapan proyek efisiensi energi, (5) standard kinerja bagi teknologi efisiensi energi.

Untuk itu perlu dukungan untuk mendukung program konservasi energi yaitu berupa akses pendanaan dan mekanisme pembiayaan, pengembangan standard efisiensi, pengembangan kebijakan program, laboratorium uji, peningkatan kapasitas dan sertifikasi kompetensi, dan transfer teknologi.

Dipublikasi di Kota Bungsu | Tag , , , | Meninggalkan komentar

JATI DIRI KOTA BUNGSU

Kota Bungsu akan dibangun di sekitar kawasan bagian selatan dan paling barat Kabupaten Pandenglang yang beribukota Provinsi Banten, dimana Banten dahulu merupakan Kerajaan yang sangat besar dan terkenal yang memiliki segudang sejarah serta peninggalannya yang luar biasa. Kerajaan Banten menjadi salah satu kerajaan besar di Nusantara khususnya di Pulau Jawa. Kerajaan Banten dikenal sebagai kerajaan yang menduduki ujung Barat pulau Jawa yang menjadi salah satu pintu masuk pulau Jawa.

Tahap kelima, Pembangunan Infrastruktur Pilar ke-1 Jati Diri Banten di Kawasan Kota Bungsu

Kerajaan Banten dikenal dengan nuansa ke-Islaman yang mewarnai kehidupan kerajaan. Sebagai saksi atas segala perjuangan terhadap perlawanan kolonialisme Belanda, Kerajaan Banten memiliki berbagai situs-situs peninggalan yang bisa dijadikan sebagai agenda napak tilas. Maka pembangunan Kota Bungsu yang berlokasi di Provinsi Banten haruslah memiliki ciri khas lokal yang kuat sebagai jati diri Banten yang akan mengingatkan kebesaraan wilayah Banten masa lalu dan yang akan datang. Kota Bungsu harus merepleksikan kejayaan Banten dengan memelihara seluruh situs budaya, peninggalan tidak benda serta memelihara warisan pengetahuan lainnya.

Beberapa program yang akan dilakukan pada tahap pembangunan infrastruktur yang memenuhi tujuan pilar pertama terkait Jati Diri Banten, antara lain:

Kawasan Masjid Agung dan Gedung Islamic Religious-Cultural Center Kota Bungsu

Bangunan Masjid Agung akan dibangun sebagai gedung pertama yang berdiri di kawasan Kota Bungsu. Masjid Agung dengan kapasitas lebih dari 20.000 orang jamaah merupakan masjid yang besar dan megah dengan mengkombinasikan arsitektur modern dan memiliki motif culture nusantara. Kawasan ini dilengkapi seuruh fasilitas pendukung yang paling modern dan manajemen pengelolaan diawasi langsung oleh Majelis Ulama Indonesia berlandaskan Ahlussunnah wal Jamaah (ASWAJA) dan disisi lain dibangun Pusat Budaya Nusantara yang bercirikan Islam yang mencintai budaya dan flurarisme yang mampu menyatukan seluruh umat dalam mencapai Islam yang Rahmatan Lil’alamin.

Monumen Mercusuar Dunia dan Reflika 99 Menara Banten

Monumen akan dibangun pada lokasi pusat kota dengan konsep bangunan monumental dan mencerminkan gagasan Kota Bungsu yang mendunia serta akan melambangkan persatuan umat dunia. Monumen tersebut akan menjadi ciri khas Kota Bungsu yang akan dikenang sepanjang masa dan menjadi destinasi wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan lokal hingga mancanegara karena seluruh simbol kemanusiaan dan persatuan umat akan dibangun pada kawasan tersebut. Selanjutnya akan dibangun 99 menara khas Banten sebagai simbol penyebaran Islam di Nusantara yang akan berderet di sepanjang jalur khusus yang dapat terlihat dari arah laut dan berbagai sudut. Reflika tersebut menjadi salah satu monument yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap orang yang mengunjungi Kota Bungsu.

Gedung Badan Otorita dan Operasionalisasi Kantor Badan Otorita Kota Bungsu

Gedung Badan Otorita akan dibangun sebagai pusat pengendalian dan manajemen pengelolaan kawasan khusus Kota Bungsu. Bangunan ini akan menjadi tempat bekerja dan aktivitas layanan publik terkait dengan pemeliharaan dan pengembangan kawasan. Badan Otorita akan beroperasi sejak dilakukannya pekerjaan konstruksi hingga seluruh bangunan selesai dikerjakan dan melakukan O&M terhadap seluruh fasilitas yang dibangun milik Yayasan atau Owner Project. Dipersiapkan pula seluruh kebutuhan, fasilitas dan gaji bagi para pekerja di Badan Otorita Kota Bungsu yang akan dipimpin oleh satu orang Ketua Badan Otorita dengan tugas (job description) yang akan ditetapkan kemudian oleh yayasan.

Pusat Studi dan Perpustakaan Syech Nawawi Al-Bantani

Gedung pusat studi dan perpustakaan tersebut akan dibangun dengan arsitektur khusus yang dilengkapi dengan sara dan prasarana modern super canggih dari teknnologi dan manajemen perpustakaan khusus. Seluruhnya akan menggunakan sistem pintar dan terhubung dengan database perpustakaan, dimana seluruh koleksi dan hasil karya dari Syech Nawawi Al-Bantani akan seluruhnya tersedia di pusat kajian dan perpustakaan tersebut. Disediakan pula fasilitas pondokan bagi para santri atau pelajat yang secara khusus mendalami kitab-kitab karya Syech Nawawi Al-Bantani. Pusat kajian ini akan dipimpin secara khusus oleh para kyai yang memiliki sanad keilmuan bersambung kepada Syech Nawawi Al-Bantani dan diutamakan yang masih memiliki garis keturunan atau orang asli Banten.

Museum Digital Kemajuan Peradaban Dunia

Museum Digital Kemajuan Peradaban Gunia tersebut merupakan gedung bangunan fisik, fasilitas, sarana dan prasana serta manajemen operasionalisasi yang menjadi objek wisata edukasi modern karena dilengkapi dengan smart system serta visualisasi digital tentang sejarah peradaban dunia. Content yang ditampilkan tidak kalah menarik dengan museum yang ada di Kota Dubai, karena itu materi yang akan ditampilkan dan semua serba digital berteknologi tercanggih dan termodern yang ada di dunia. Museum akan dibuka untuk umum dan dikelola oleh Manajemen khusus yang bertanggungjawab kepada Badan Otorita dan selalu berkoordinasi dengan Kementerian Ristek Republik Indonesia.

Gedung Lembaga Pemangku Adat Budaya Banten

Gedung Lembaga Pemangku Adat Budaya tersebut akan dibangun dengan arsitektur budaya kesultanan Banten di utara dan dipadukan dengan budaya kasepuhan kaolotan keturunan kerajaan padjajaran di selatan serta melambangkann kejayaan kerajaan Salakanagara di ujung barat. Gedung ini akan difungsikan sebagai tempat bersatu-padunya para keturunan-keturunan kerajaan dan kesultanan dalam melestarikan adat seni budaya yang sudah turun-menurun dijaga keasriannya. Gedung tersebut akan dipergunaan untuk acara adat, pertunjukan seni budaya adat festival adat seluruh warga Banten yang akan dikelola oleh Badan Otorita yang bersinergi dengan dinas terkait baik pemerintah daerah di Kabupaten Pandeglang maupun Provinsi Banten.

Museum Penyimpanan Pusaka dan Barang Antik

Museum tersebut akan didirikan untuk penyimpanan barang-barang antik dan benda-benda pusaka yang didapat dari seluruh masyarakat Banten khususnya dan barang atau benda yang asalnya dibuat atau ditemukan di Banten. Gedung museum ini memiliki arstek tradisional dan klasik mencirikan kekayaan budaya daerah dan memiliki tingkat keamanan yang sangat tinggi. Manajemen Pengelola Museum menjadi tanggung jawab Badan Otorita dengan tingkat keamanan yang superketat.

Revitalisasi Situs Budaya dan Makom Keramat Wali

Revitalisasi terhadap situs budaya dan makom keramat akan dilakukan di seluruh wilayah Kota Bungsu dan daerah-daerah penyangga. Pemeliharaan setiap peninggalan budaya (heritage) akan direvitalisasi secara khusus dan mengacu pada kaidah-kaidah keilmuan, kebudayaan dan kepurbakalaan sehingga tidak merubah khasanah keaslian dan kesakralan kawasan situs. Demikan pula dengan makom kramat para wali mashur dan sering menjadi tempat wisata religi yang akan dipugar atau direvitalisasi untuk memperindah dan memberikan kenyamanan bagi para peziarah ke tempat tersebut. Berbagai lokasi maupun tempat yang dikeramatkan akan dilakukan pengawasan dan pengamanan khusus oleh Gugus Tugas Yayasan sebagai upaya penyelamatan aset sejarah bangsa yang tak ternilai harganya.

Sekolah dan Kampus Pintar

Sekolah dan Kampus Pintar tersebut akan didirikan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi dengan mengadopsi sistem teknologi pintar. Sekolah pintar atau smart school merupakan suatu konsep sekolah yang berbasis teknologi yang digunakan dalam proses belajar-mengajar di kelas. Penggunaan teknologi pendidikan mencakup suatu sistem terintegrasi yang akan membantu komunitas pendidikan dalam menjalankan fungsinya masing-masing dengan tujuan mengembangkan potensi peserta didik. Luas keseluruhan lingkungan sekolah adalah 50.000 m2 sedangkan lingkungan kampus seluas 40.000 m2. Sekolah dan kampus pintar ini akan direncanakan dengan melibatkan seluruh stakeholder dunia pendidikan dan dapat berafiliasi dengan sekolah dan kampus pintar kelas dunia yang sudah eksisting dengan upaya alih teknologi dan ilmu pengetahuan lainnya.

Universitas Aswaja Internasional

Kampus Universitas Aswaja Internasional akan dibangun di pusat Kota Bungsu sebagai kota berkelas internasional, dimana mahasiswanya berasal dari seluruh peloksok dunia dengan memberikan bantuan beasiswa dan biaya hidup bagi yang berprestasi. Kampus akan dikelola secara khusus oleh Yayasan dengan manajemen pengelolaan yang professional dan bertanggung jawab. Bangunan akan disesuaikan dengan konsep perdamaian dunia yang berlandaskan Islam yang Rahmatan Lil’alamin dengan kurikulum pendidikan tinggi Islam yang mengusung empat mazhab serta memiliki toleransi yang tinggi terhadap seluruh umat. Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan akan dilengkapi dengan peralatan dan teknologi informasi yang termodern sehingga mahasiswa akan mudah mendapatkan pelajaran dan dibimbing oleh dosen-dosen berpengalaman dan professional. Harapannya selama kurun waktu menjelang Indonesia 100 tahun pada 2024 terdapat sarjana-sarjana lulusan Kampus Universitas Aswaja Internasional yang telah berkiprah untuk kemajuan bangsa, negara dan agama demi keutuhan NKRI.

Gedung Inovasi dan Pusat Litbang Teknologi Terapan

Gedung tersebut merupakan tempat bekerjanya berbagai orang-orang yang memiliki inovasi yang dikoordinasi oleh Center of Innnovation (CFI) sebagai think-tank bagi Yayasan dalam mengembangkan inovasi diberbagai bidang ilmu pengetahuan dan workshop bagi para peneliti yang terdiri dari para akademisi maupun penggemar pengetahuan lainnya untuk menciptakan karya-karya inovatif dan teknologi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat dan dunia industri. Pusat Litbang akan bersinergi pula dengan beberapa perguruan tinggi dan dunia industri agar dapat mempersempit ruang gap antara kurikulum pengajaran dunia pendidikan dengan dunia pekerjaan serta dunia usaha di lapangan.

Lembaga Investasi Dinar Dirham Sultan Banten

Lembaga ini dibentuk untuk meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat melalui kegiatan simpan pinjam dalam bentuk emas dan perak berbentuk logam emas dan perak bergambar ciri khas Kesultanan Banten. Lembaga ini akan menjual dan membeli dirnar dirham yang dicetak sendiri oleh lembaga sebagai souvenir yang memiliki nilai jual setara dengan coin dinar dirham. Manejemen pengelolaan lembaga ini akan diatur tersendiri dan mengacu pada aturan dan perundang-undangan lembaga simpan pinjam dan keuangan seperti yang telah juga dilakukan oleh Bank Indonesia. Dinar Dirham yang dibuat dan diperdagangkan ini bukan sebagai alat tukar melainkan sebagai souvenir, investasi emas dan hanya sebagai jaminan dalam melakukan kegiatan simpan pinjam bagi para anggota. Penyelenggaraan bersifat profit dan mengelola aset untuk berbagi keuntungan bagi investor dan pengelola, sebagai simbol kekayaan budaya Banten.

Gedung Persilatan Banten

Gedung Persilatan Banten tersebut akan dibangun secara monumental baik gedung terbuka maupun tertutup sebagai manifestasi keluhuran budaya, olah rasa dan olah kemampuan bela diri khas Banten. Gedung persilatan ini adalah diperutukan bagi seluruh aliran pencak silat yang akan berlatih dan sebagai ajang kebersamaan dan kesatuan para pendekar aliran putih Banten yang dipimpin secara bergantian oleh Maha Guru Tertua dari berbagai aliran silat.

Event Seni Budaya, Festival dan Kampung Budaya

Proram tersebut merupakan bantuan dalam berbagai macam bentuk bagi para masyakarat yang selalu menjaga kelestarian seni budaya serta membantu aktivitas di berbagai kampong budaya yang tersebar di daerah sekitar kawasan Kota Bungsu. Akan dibuat event-event pertunjukan seni budaya, konser dan festival, pawai dan carnval dengan skala nasional dan nasional oleh event organizer berpengalaman agar dapat mengangkat budaya dan kearifan lokal masyarakat yang pada gilirannya akan meningkatan perekonomian dan masyarakat melalui event budaya yang sudah terjadwal tersebut.

Dipublikasi di Kota Bungsu | Tag , , | Meninggalkan komentar

TAHAPAN KOTA BUNGSU

Kota Bungsu yang akan dibangun ujung barat Pulau Jawa sekitar kawasan selatan di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten yang mengejawantahkan Jati Diri Banten sebagai daerah yang bersejarah dalam perkembangan Islam di Nusantara dan Dunia, sebagaimana ditulis Halwany Michrob ‪dalam bukunya mencatat bahwa Banten berasal dari kata Wahanten yang berarti sungai atau ketiban inten.

Sedangkan Bantam artinya kuat atau bantahan, yang berarti membantah. Kisah lain tentang asal kata Banten adalah Sanghyang Batara Guru Jampang melakukan perjalanan dari timur ke barat, kemudian sampai ke suatu tempat yang bernama Surasowan. Saat tiba di Surasowan, Batara Guru Jampang duduk di atas batu yang kemudian dinamakan “watu gilang”. Batu tersebut bercahaya, yang kemudian dihadiahkan kepada Raja Surasowan.

Kota Bungsu merupakan salah satu program yang telah diinisiasi oleh para Pinisepuh Banten sejak dahulu untuk mendorong lahirnya Tatanan dan Peradaban Dunia Baru dengan membuat sebuah Kawasan Kota yang memiliki bangunan, fasilitas dan infrastruktur modern, terlengkap, termegah, terbesar yang mengadopsi semua kemajuan pengetahuan dan intelegensi yang dikolaborasikan dengan nilai-nilai religious ketauhidan, kearifan lokal, historical, culture, kebangsaan dan demografis menjadi sebuah kota yang smart, green, sustainability, futuristic, ethnic, cultural dan tangguh diharapkan dapat dimulai pelaksanaannya pada tahun 2024 dan teraktualisasi penuh 2045.

3.1. Tahapan Pembangunan Kota Bungsu

Secara umum tahapan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan Program Mercusuar Dunia di Kawasan Kota Bungsu adalah: pertama, melakukan perencanaan pembangunan Kota Bungsu; kedua, Penyiapan lahan Kota Bungsu; ketiga, Kajian Komprehensif Pembangunan Kota Bungsu; keempat, Pembangunan Infrastruktur Dasar dan Pendukung Kota Bungsu; kelima, Pembangunan Infrastruktur Pilar ke-1 Jati Diri Banten di Kawasan Kota Bungsu; keenam, Pembangunan Infrastruktur Pilar ke-2 Green City di Kawasan Kota Bungsu; ketujuh, Pembangunan Infrastruktur Pilar ke-3 Smart City di Kawasan Kota Bungsu; kedelapan, Pembangunan Infrastruktur Pilar ke-4 Mercusuar Dunia di Kawasan Kota Bungsu; dan kesembilan, Evaluasi, monitoring dan pelaporan tahapan perkembangan pembangunan Kota Bungsu secara rutin dan berkala oleh Tim Audit dan Gugus Tugas atau Badan Otorita Khusus. 

Tahap pertama, melakukan perencanaan pembangunan Kota Bungsu

Pada tahap awal ini Yayasan akan melakukan persiapan dan perencanaan pembangunan Kota Bungsu dengan membentuk Gugus Tugas Khusus Kota Bungsu yang secara struktur akan langsung dikoordinasikan oleh Ketua Bidang Sosial dan Sumber Daya Manusia Yayasan yang akan dibentuk oleh Owner Project.

Berbagai persiapan akan dilakukan untuk memastikan kemampuan keuangan, kemampuan manajerial, kesiapan teknis, penyiapan tenaga ahli, penyiapan kontraktor penanggung jawab pelaksana, penyiapan mekanisme pelaksanaan tender dan mekanisme pembayaran proyek, mobilisasi sumber daya manusia serta kemampuan mengukur estimasi risiko proyek sehingga seluruh konsep awal yang telah dibuat agar dapat terimplementasikan secara baik di lapangan.

Tahap kedua, penyiapan lahan Kota Bungsu

Yayasan akan membentuk tim khusus dibawah kendali Bidang Sosial dan SDM untuk memastikan penyiapan dan pengadaan lahan seluas 200.000 hektar yang akan dijadikan lokasi kawasan pembangunan Kota Bungsu. Untuk lahan utama Kota Bungsu seluas 54.000 hektar, untuk kawasan relokasi tahap pertama 100 hektar, untuk kawasan pengembangan kawasan Kota Bungsu 46.000 hektar, untuk kawasan relokasi tahap kedua 400 hektar, untuk lahan penyangga 50.000 hektar dan lahan pendukung ekonomi dan ketahanan pangan seluas 49.500 hektar.

Beberapa hal yang akan dilakukan pada tahap penyiapan lahan Kota Bungsu, antara lain:

  1. Penyiapan anggaran bertahap untuk pembelian lahan dan ploting untuk 200.000 hektar
  2. Melakukan koordinasi dengan instansi atau dinas terkait mengenai RDTR/RTRW
  3. Memilah lahan untuk zona utama Kota Bungsu, zona penyangga, zona pendukung dan relokasi
  4. Melakukan validasi dan konsultasi hukum secara detail dan terukur
  5. Menentukan cara pembayaran dan negoisasi secara langsung terhadap objek penjual lahan
  6. Melaksanakan pembelian dan penguasaan lahan
  7. Sertifikasi Lahan Tanah atas nama Yayasan
  8. Pemagaran dan pengamanan lahan

Tahap ketiga, Kajian Komprehensif Pembangunan Kota Bungsu

Pada tahap ketiga ini, Yayasan akan berkoordinasi Center of Innovation (CFI) bersama tim ahli khusus eksternal dan para akademisi untuk melakukan studi bersama dan kajian awal rencana pembangunan Kota Bungsu secara akademis, dilanjutkan dengan penyusunan Masterplan, Siteplan serta Grand Desain Pengembangan Kawasan Kota Bungsu.

Tahapan tersebut akan terus dilakukan koordinasi, evaluasi, validasi dan pemantapan agar rencana pembangunan Kota Bungsu tidak mendapatkan hambatan berarti di lapangan. Setelah itu Gugus Tugas bersama Perusahaan Pelaksana akan melakukan sosialisasi terhadap seluruh stakeholder terkait sehingga dipastikan dapat meminimalisis permasalahan di lapangan, lalu mengajukan perijinan atas rencana proyek dan melakukan kajian analisis dampak lingkungan (AMDAL) secara terukur dan detail.

Tahap berikutnya adalah penyiapan peresmian peletakan batu pertama proyek Pembangunan Kota Bungsu menandai dimulainya pelaksanaan proyek dan berharap ridho dan rahmat Allah semata serta diberikan kelancaran dalam pelaksanaan konstruksi hingga tahap akhir pelaksanaan proyek.

Tahap keempat, Pembangunan Infrastruktur Dasar dan Pendukung Kota Bungsu

Beberapa hal yang akan dilakukan pada tahap pembangunan infrastruktur dasar dan infrastruktur pendukung Kota Bungsu, antara lain:

  1. Mobilisasi kontraktor pelaksana dan sumber daya, dengan melakukan: a) Dilakukan tender terbuka atas beberapa proyek pembangunan infrastruktur awal; b) Penunjukan langsung pada beberapa pekerjaan proyek khusus; c) Penyiapan tim khusus pengawasan mutu dan kualitas serta ketaatan proyek; d) Perusahaan pelaksana membantu penyiapan dan pengerahan tenaga dan pekerja; dan e) Perusahaan pelaksana menyiapkan kebutuhan bahan baku dan peralatan kerja berkualitas.
  2. Land Clearing, Pemadatan dan Penataan Lahan, dengan memperhatikan: a) Kontraktor pelaksana harus memastikan dampak lingkungan dan dampak sosial; b) Penataan lahan akan mengutamakan keseimbangan alam dan tidak merusak lingkungan; c) Tidak ada situs atau tempat bersejarah yang dirusak atau dipindahkan; d) Pegang teguh AMDAL yang telah dibuat; dan e) Wajib menggunakan teknologi, alat dan manajemen proyek modern serta canggih.
  3. Pembangunan infrastruktur dasar, jalan dan sarana pendukung awal lainnya, harus mengacu pada: a) Prinsip ketepatan waktu, kualitas, keamanan dan maksimalisasi fungsi; b) Standar Kualitas Mutu Pekerjaan skala Internasional; c) Zero eksiden & zero compliance; d) Kesesuaian Tata Ruang Daerah dan Masterplan; e) Pengawasan superketat dan no-tolerance; f) Prinsip pembangunan kawasan kota modern & futuristic; dan g) Mengutamakan pekerja lokal & bahan baku berkualitas.
  4. Pembangunan Fasilitas Umum atau yang disebut Fasum diutamakan adalah fasilitas kesehatan seperti klinik atau medical center, pasar, tempat ibadah, sekolah, ruang serbaguna atau juga fasilitas umum lainnya sedangkan Fasilitas Sosial Kawasan atau Fasos yang dimaksud akan mengutamakan fasilitas jalan, pedestrian, angkutan umum, saluran air, jembatan, serta fasilitas yang diperuntukkan bagi masyarakat umum lainnya.
  5. Pembangunan Kawasan Pemukiman Baru tahap pertama sekitar 100 hektar untuk masyarakat yang terkena dampak yang akan direlokasi ke tempat yang sangat layak dengan menyiapkan seluruh fasilitas yang diperlukan serta menyiapkan modal kerja untuk yang memiliki usaha dan mempekerjaan pada beberapa proyek agar kehidupannya lebih baik dari sebelumnya.

Dari Seluruh sarana dan infrastruktur dasar hingga pelaksanaan relokasi hunian masyarakat harus mengikuti prinsip Livable City yaitu istilah yang menggambarkan sebuah lingkungan dan suasana kota yang nyaman sebagai tempat tinggal dan sebagai tempat untuk beraktivitas yang dilihat dari berbagai aspek baik aspek fisik (fasilitas perkotaan, prasarana, tata ruang, dll) maupun aspek non fisik (hubungan sosial, aktivitas ekonomi, dll) (IAP, 2009). Dimana prinsip-prinsip dari Livable City tersebut diantaranya:

  • Tersedianya berbagai kebutuhan dasar masyarakat perkotaan (hunian yang layak, air bersih, listrik),
  • Tersedianya berbagai fasilitas umum
  • Tersedianya fasilitas sosial (transportasi publik, taman, fasilitas ibadah/kesehatan/ibadah),
  • Tersedianya ruang dan tempat publik untuk bersosialisasi dan berinteraksi,
  • Keamanan, Bebas dari rasa takut
  • Mendukung fungsi ekonomi, sosial dan budaya,
  • Sanitasi lingkungan dan keindahan lingkungan fisik.
Dipublikasi di Kota Bungsu | Tag , , , , , | Meninggalkan komentar

VISI MISI KOTA BUNGSU

2.2. Rencana Pembangunan Kota Bungsu

2.2.1. Visi dan Misi Kota Bungsu

Pembangunan Kota Bungsu akan mengacu sebagaimana visi dan misi yang dibangun oleh Yayasan atau Organisasi yang akan dibentuk kemudian, dan secara khusus Visi dan Misi Kota Bungsu adalah sebagai berikut:

Motto

KOTA BUNGSU UNTUK PERDAMAIAN DUNIA

Visi

Terciptanya kota yang layak huni, aman, nyaman, rukun, harmoni, modern, berkelanjutan dan cinta damai hingga terwujudnya tatanan kehidupan masyarakat kota yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur.

Misi

  • Membangun infrastruktur kota yang memiliki identitas jati diri Kebantenan yang berbudaya
  • Membangun kota dengan prioritas keselarasan alam dan lingkungan hidup serta zero emission
  • Membangun konektivitas teknologi pintar yang aktif dan mudah diakses
  • Membangun sektor-sektor prioritas masa depan sebagai bagian penggerak ekonomi Indonesia
  • Membangun kota yang berkelanjutan dan memiliki potensi pengembangan masa depan
  • Membangun kota yang memberikan semangat perdamaian bagi seluruh umat manusia di dunia
  • Membangun kota yang layak huni, aman dan terjangkau
  • Membangun kota terintegrasi, sirkuler dan resilien
  • Membangun nilai-nilai spiritual dan budaya yang universal, kelestarian sumber daya, sosial, kesejahteraan dan kemanusiaan
  • Membangun sumberdaya masyarakat agar memiliki kemampuan, potensi, peluang, jejaring dan kerelawanan melalui pendidikan serta peluang usaha yang terbuka dan berkelanjutan

2.2.2. Maksud dan Tujuan Pembangunan Kota Bungsu

Maksud pembangunan Kota Bungsu adalah difokuskan untuk membangun kota berkelanjutan dan berdaya saing menuju masyarakat kota yang sejahtera berdasarkan karakter fisik, potensi ekonomi dan budaya lokal serta menjadikan kota yang mandiri, berbudaya, agamis dan kota masa depan sebagai symbol kemajuan peradaban dalam mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang rahmatan lil’alamin Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur dengan setiap program pembangunan pemerintah yang berkelanjutan demi tercapainya tujuan Bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta mampu mengimplementasikan kesatuan bangsa sesuai dengan prinsip Bhinneka Tungga Ika.

Tujuan pembangunan Kota Bungsu: Menjadikan pilot project pengimplementasian seluruh Program Mercusuar Dunia di Kawasan Kota Bungsu yang akan mengacu pada beberapa pilar antara lain: pertama, Jati Diri Banten; kedua, Green City; ketiga, Smart City; dan keempat, Mercusuar Dunia.

2.2.3. Strategi Pembangunan Kota Bungsu

Pengembangan Perkotaan merupakan program yang difokuskan untuk memahami fenomena-fenomena di perkotaan, khususnya terkait dengan perubahan tata ruang kawasan dan strategi pembangunan berkelanjutan. Program ini bertujuan untuk menghasilkan strategi-strategi inovatif dalam merespon dinamika perubahan di perkotaan, yang kemudian dapat direplikasi maupun dimodifikasi sebagai pedoman pembangunan perkotaan.

Perencanaan perkotaan merupakan upaya untuk mengoptimalkan tata ruang Kota, meliputi penggunaan lahan, perizinan pengembangan kawasan, dan desain kawasan perkotaan dalam rangka menciptakan pembangunan berkelanjutan. Adanya perencanaan Kota yang baik akan meningkatkan potensi ekonomi, memudahkan kolaborasi antar pemangku kepentingan, serta mengefektifkan anggaran.

Program perencanaan perkotaan yang dilakukan Yayasan atau Organisasi yang akan dibentuk kemudian, meliputi:

  1. Penyusunan masterplan pengembangan kawasan;
  2. Review desain dan program pengembangan kawasan;
  3. Penyusunan rencana investasi kawasan; dan
  4. Kerjasama dengan para pemangku kepentingan dan institusi terkait.

Proses pertumbuhan dan perkembangan Kota di Dunia dan khususnya di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu peningkatan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pengaruh sosial politik yang kemudian Faktor-faktor tersebut mengarah pada pembangunan kota sebagai konsekuensinya.

Strategi Pembangunan Kota Bungsu meliputi: (i) Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN); (ii) Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan kota aman, nyaman, dan layak huni; (iii) Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Bencana; (iv) Pengembangan kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis teknologi dan budaya lokal; serta (v) Peningkatan Kapasitas Tata Kelola Pembangunan Perkotaan.

Langkah taktis yang harus dicapai dalam pelaksanaan strategi pembangunan Kota Bungsu tersebut adalah percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan kota aman, nyaman, dan layak huni dengan: (a) Menyediakan sarana dan prasarana dasar perkotaan sesuai dengan tipologi kotanya; (b) Meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan sosial budaya; (c) Mengembangkan perumahan sesuai dengan tipologinya; (d) Mengembangkan sistem transportasi publik terintegrasi dan multimoda sesuai dengan tipologi dan kondisi geografisnya; (e) Menyediakan dan meningkatkan sarana prasarana ekonomi sektor perdagangan dan jasa termasuk pasar tradisional, koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM); (f) Meningkatkan keamanan kota melalui pencegahan, penyediaan fasilitas dan sistem penanganan kriminalitas dan konflik, serta memberdayakan modal sosial masyarakat kota.

Pembentukan Kota Bungsu publik yang mandiri dan terpadu merupakan sesuatu yang mendesak dan harus dilaksanakan sebagai keberpihakan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah serta diarahkan sebagai pengendali (buffer) urbanisasi.

Kawasan Kota Bungsu sebagai bagian dari kawasan permukiman perkotaan harus direncanakan, dilaksanakan serta dikelola dengan baik dengan memasukkan unsur-unsur kota hijau dan kota cerdas, yang pada gilirannya dapat mendukung terwujudnya kawasan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

#MF4B #Banten #BabadBanten #KotaBungsu #mercusuardunia

Dipublikasi di Kota Bungsu | Tag , , , , , | Meninggalkan komentar

LITERASI KOTA BUNGSU

2.1. Konsep Pembangunan Kota Bungsu

2.1.1. Literasi Dasar Konsep Perkotaan

Siapa yang tak mengenal kota atau sebuah wilayah yang di mana banyak orang yang mengidam-idamkan untuk di wilayah tersebut, mungkin kita salah satunya. Salah satu penyebab banyaknya orang yang ingin tinggal di wilayah perkotaan adalah peluang untuk melanjutkan karir lebih banyak bila dibandingkan di pedesaan, karena pembangunan di perkotaan lebih maju bila dibandingkan dengan pedesaan.

Dalam suatu negara, pasti ada yang yang namanya wilayah perkotaan dan wilayah pedesaan, sehingga hampir semua orang dapat membedakan kedua wilayah tersebut. Biasanya setiap orang akan membedakan perkotaan dengan pedesaan dengan jumlah penduduk pada wilayah tersebut. Penduduk di perkotaan akan dianggap lebih banyak dibandingkan penduduk pedesaan. Selain itu, lalu lintas di perkotaan lebih ramah dibandingkan dengan pedesaan. Perbedaan penduduk dan ramainya lalu lintas antara perkotaan dan pedesaan disebabkan karena aktivitas di perkotaan relatif lebih sibuk dibandingkan dengan pedesaan.

Pada dasarnya, pembahasan tentang perkotaan dan pedesaan sudah dibahas sejak lama. Bahkan, sudah memiliki peraturan hukumnya, seperti tercantum di dalam Undang-Undang, Peraturan Menteri, dan lain-lain. Maka dari itu, sudah banyak orang yang mengetahui secara singkat tentang perkotaan dan pedesaan. Pembahasan tentang perkotaan dan pedesaan memang tak pernah ada habisnya atau bisa dikatakan banyak hal yang selalu menarik untuk dibahas. Grameds, kalau berbicara tentang perkotaan dan pedesaan secara bersamaan pasti akan banyak sekali dan tidak akan cukup pada satu artikel saja. Selain itu, supaya lebih mengetahui lebih dalam, maka kita akan membahas tentang perkotaan.

Pengertian Kota

Lapisan masyarakat di dalam perkotaan sangat beragam, begitu juga dengan bangunannya. Oleh sebab itu, kota dapat dikatakan sebagai suatu wilayah yang di mana bangunan dan lapisan masyarakatnya sudah menjadi satu kesatuan. Senada dengan pengertian kota di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kota adalah daerah pemukiman yang terdiri atas bangunan rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyarakat.

Kota itu sendiri secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu wilayah yang sangat potensial dari segi manapun, mulai dari sektor pekerjaan, sektor kesehatan, sektor pendidikan, dan sebagainya. Maka dari itu, di dalam suatu perkotaan kita pasti mudah menemukan berbagai macam hal karena fasilitas-fasilitas di perkotaan lebih banyak bila dibandingkan dengan fasilitas-fasilitas pedesaan.

Selain itu, bangunan-bangunan yang ada di dalam kota akan terlihat lebih padat karena jumlah penduduk di kota lebih banyak. Tak hanya itu, bangunan yang ada di kota juga lebih sering vertikal, sehingga kita akan melihat gedung-gedung tinggi. Bahkan, teknologi yang ada di kawasan perkotaan akan terlihat lebih modern mengikuti perkembangan zaman. Oleh sebab itu, kawasan perkotaan sering dijadikan sebagai pusat ekonomi suatu pemerintahan.

Sama halnya pengertian kota berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa serta perubahan nama dan pemindahan ibukota pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Dari dua pengertian kota yang berasal dari KBBI dan UU No 22 Tahun 1999, maka kota adalah suatu kawasan yang terdapat bangunan-bangunan dari lapisan masyarakat yang sudah menjadi satu kesatuan sekaligus sebagai pusat pelayanan sosial, kegiatan ekonomi, pusat pemerintahan.

Klasifikasi Kota

Ada banyak hal yang selalu menarik pembahasan tentang perkotaan. Oleh karenanya, sebelum memutuskan untuk tinggal di wilayah perkotaan, sebaiknya kita mengenali klasifikasi perkotaan. Pada umumnya, klasifikasi kota dapat dikategorikan berdasarkan jumlah penduduknya. Berikut ini lima klasifikasi kota yang terdiri dari:

1.   Kota Kecil (20.000 sampai 50.000 jiwa)

Sebuah kota dapat dikategorikan atau diklasifikasikan menjadi kota kecil, jika penduduk yang tinggal di kota itu berjumlah 20.000 sampai 50.000 jiwa. Oleh karena itu, kita dapat mengklasifikasikan kota dengan melihat informasi yang ada, sebaiknya informasi yang didapatkan berasal dari lembaga resmi pemerintah. Selain itu, dengan mengetahui jumlah penduduk yang ada di kota kecil, maka pembangunan di kota kecil dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat, sehingga kebutuhan hidup penduduk di kota ini dapat terpenuhi dengan baik.

2.   Kota Sedang (50.000 sampai 100.000 jiwa)

Klasifikasi kota berikutnya adalah kota sedang. Sebuah kota dapat diklasifikasikan ke dalam kota sedang apabila jumlah penduduk sudah mencapai 50. 000 hingga 100.000 jiwa. Apabila kamu tinggal di suatu wilayah perkotaan, sebaiknya kenali dulu klasifikasi dari kota tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar pembangunan di kota sedang ini dapat berjalan dengan semestinya.

3.   Kota Besar (100 ribu hingga 1 juta jiwa)

Setelah kota kecil dan kota sedang, klasifikasi selanjutnya adalah kota besar. Jika, jumlah penduduk yang ada di suatu perkotaan berjumlah 100.000 sampai satu juta jiwa, maka kota itu diklasifikan menjadi kota besar. Pembangunan yang ada di kota besar, biasanya dapat dilihat melalui banyaknya industri yang membuka lowongan pekerjaan, sehingga akan ada banyak masyarakat yang hidupnya semakin sejahtera.

4.   Kota Metropolitan (sekitar 1 juta jiwa)

Terkadang di dalam suatu wilayah jumlah penduduk bertambah dengan cukup cepat termasuk wilayah perkotaan. Semakin banyak jumlah penduduk yang ada di suatu perkotaan, maka klasifikasi kota semakin meningkat. Jika, jumlah penduduk sekitar 1 sampai 5 juta jiwa membuat kota itu termasuk ke dalam klasifikasi perkotaan metropolitan. Pembangunan yang terjadi di kota metropolitan biasanya bangunannya akan terlihat lebih modern. Selain itu, pembangunan akan disesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga kota metropolitan akan selalu up to date.

5.   Kota Megapolitan (lebih dari 5 juta jiwa)

Klasifikasi kota yang terakhir adalah kota megapolitan. Kota megapolitan ini memiliki jumlah penduduk lebih dari 5 juta jiwa. Pembangunan di kota metropolitan ini akan dilakukan sesegera supaya pelayanan masyarakat dapat berjalan dengan baik, sehingga penduduk di kota metropolitan kebutuhan hidupnya bisa terpenuhi.

Fungsi Kota

Fungsi dari dibentuknya kota ini bisa dibilang sangat penting karena bisa memengaruhi kondisi suatu negara. Dengan kata lain, apabila fungsi kota berjalan dengan lancar, maka kondisi negara bisa berjalan sedikit lebih baik. Namun, jika kota tidak berfungsi semestinya, maka akan ada gangguan terhadap pertumbuhan negara. Berikut ini fungsi kota berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.

1. Sebagai Pusat Pemerintah

Fungsi pertama dari kota adalah sebagai pusat pemerintah. Seperti yang sudah diketahui oleh banyak orang bahwa kota itu sendiri memiliki fasilitas pelayanan yang lebih lengkap bila dibandingkan dengan pelayanan yang ada di pedesaan. Selain itu, dalam menjalankan sebuah pelayanan masyarakat dibutuhkan aparatur negara. Tanpa adanya aparatur negara, maka sebuah pelayanan masyarakat tidak dapat berjalan dengan baik.

Apabila suatu pelayanan masyarakat tidak dapat berjalan dengan baik tidak menutup kemungkinan akan ada hal yang terhambat. Dalam hal ini, hal yang akan terhambat berupa kebutuhan hidup untuk masyarakat, administratif masyarakat, dan sosial budaya. Oleh karenanya, agar semua hal itu tidak terjadi keterlambatan, maka sangat diperlukan fasilitas pelayanan masyarakat yang baik dan aparatur negara yang dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal. Tidak hanya itu, “kota” juga harus dijadikan sebagai pusat pemerintah.

Maka dari itu, “kota” dapat dikatakan sebagai pusat pemerintah karena dapat mengendalikan berbagai jenis pelayanan masyarakat dan bisa mengendalikan sistem pemerintah. Selain itu, kota juga dikenal sebagai pusat pemerintahan, bahkan juga dikenal sebagai ibu kota negara atau ibu kota Provinsi.

2. Sebagai Pusat Pendidikan

Fungsi kedua dari kota adalah sebagai pusat pendidikan. Sudah menjadi hal umum bahwa pendidikan yang ada di suatu wilayah atau daerah harus benar-benar diperhatikan karena akan memengaruhi Sumber Daya Manusia (SDM) di wilayah tersebut. Bahkan, bisa saja SDM dari wilayah itu berperan dalam kemajuan negaranya. Dalam memajukan pendidikan harus memiliki suatu wilayah yang dapat menjadi pusat dari sistem pendidikan. Jika, pusat pendidikan sudah ditentukan, maka sistem pendidikan dapat dikembangkan dengan optimal.

Wilayah yang bisa dijadikan sebagai pusat pendidikan adalah kota, mengapa kota? Karena kota memiliki fasilitas yang lebih lengkap dan yang lebih penting kehidupan masyarakatnya lebih heterogen, sehingga dapat melihat berbagai jenis individu. Oleh sebab itu, tak heran jika di dalam suatu kota jumlah lembaga pendidikannya lebih banyak dibandingkan dengan kabupaten. Banyaknya lembaga pendidikan ini bertujuan untuk menampung individu yang ingin menempuh pendidikan.

3. Sebagai Pusat Informasi

Fungsi kota yang ketiga adalah sebagai pusat informasi. Pembangunan pada setiap wilayah, baik itu kota atau desa harus dilakukan agar semua fasilitas pelayanan, fasilitas umum, dan sebagainya juga ikut berkembang menjadi lebih baik. Dalam mewujudkan pembangunan pada suatu wilayah dibutuhkan informasi yang akurat dan tepat. Hal ini sangat diperlukan karena informasi akurat dan tepat merupakan sumber data untuk mengarahkan suatu pembangunan.

Pembangunan yang dilakukan berdasarkan informasi sebagai sumber datanya, maka wilayah itu dapat berjalan dengan baik dan penduduk yang ada di wilayah itu akan merasa senang. Informasi yang bisa dijadikan sebagai sumber data untuk membangun suatu wilayah bisa didapatkan dari mana saja, mulai dari majalah, koran, radio, televisi, hingga internet. Semakin cepat informasi diterima, maka semakin cepat pembangunan dilakukan.

Agar informasi untuk pembangunan suatu wilayah tidak berantakan, maka informasi itu dikumpulkan menjadi satu di satu wilayah, yaitu di perkotaan. Kota dapat menjadi pusat untuk menyimpan informasi karena fasilitas yang ada di perkotaan lebih lengkap, sehingga informasi yang diterima dapat diolah dengan baik, sehingga pembangunan dapat berjalan dengan optimal.

Ciri-Ciri Kota 

Supaya lebih memahami tentang apa itu kota, maka kita perlu mengetahui ciri-ciri dari kota itu sendiri. Ciri-ciri kota ini terbagi menjadi dua kelompok, yaitu fisik kota dan masyarakat kota.

1. Fisik Kota

Berikut ini ciri-ciri fisik kota di antaranya:

  1. Mempunyai gedung pemerintahan
  2. Mempunyai gedung hiburan dan perkantoran
  3. Mempunyai lahan parkir yang cukup
  4. Mempunyai sarana olahraga untuk masyarakat
  5. Mempunyai daerah terbuka seperti taman yang berfungsi sebagai paru-paru kota
  6. Mempunyai hunian rumah yang dapat digunakan masyarakat berekonomi rendah, sedang, dan elite.
  7. Mempunyai alun-alun.

2. Masyarakat Kota

Ciri-ciri masyarakat kota sebagai berikut:

  1. Sifat individualisme dan egois dimiliki oleh mayoritas penduduk kota
  2. Hubungan sosial antar individu memiliki sifat gesselschaft
  3. Pandangan hidup yang dimiliki oleh penduduk kota lebih rasional apabila dibandingkan dengan penduduk desa
  4. Mempunyai segresi keruangan
  5. Penduduk kota sedikit melonggarkan norma-norma agama.

#MF4B #BabadBanten #KotaBungsu #Banten #mercusuardunia

Dipublikasi di Kota Bungsu | Tag , , , , | Meninggalkan komentar

PROPOSAL KOTA BUNGSU

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang berkembang dan merupakan negara yang terpadat keempat setelah negara Cina, Amerika, dan India. Banyaknya penduduk yang ada di negara Indonesia tentunya akan menimbulkan permasalahan yang sangat kompleks. Seperti permasalahan pekerjaan, kesehatan, ekonomi, hingga ketersedian lahan. Bicara mengenai ketersedian lahan terutama yang ada di perkotaan tentu yang ada dalam pikiran seseorang adalah berdirinya bangunan-bangunan beton yang menjulang atau biasa disebut dengan gedung pencangkar langit yang digunakan sebagai pusat aktivitas masyarakat terutama yang bergerak dalam bidang ekonomi hingga pendidikan.

Banten adalah salah satu propinsi baru yang ada di Indonesia. Dahulu Banten termasuk dalam daerah Propinsi Jawa Barat. Namun sejak tahun 2000 tepatnya tanggal 4 Oktober 2000 dengan keputusan Undang-Undang nomor 23 tahun 2000, Banten resmi menjadi Propinsi dengan ibukotanya adalah Serang. Cakupan wilayahnya adalah sisi barat Propinsi Jawa Barat yang meliputi daerah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kota Cilegon dan Kota Serang. Propinsi Banten terdiri dari 4 Kabupaten dan 3 Kota, 94 Kecamatan, 128 Kelurahan dan 1.339 Desa dengan total area sebesar 8.800,83 Km2 dan total populasi 8.098.277 orang, mayoritas penduduknya adalah muslim didukung kebudayaan Muslim. Secara geografis, lokasi Propinsi Banten begitu strategis karena berada di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera serta berdekatan dengan Ibukota negara yaitu DKI Jakarta, sehingga berdampak positif dan potensial bagi berbagai sektor ekonomi yaitu pertanian, industri/perdagangan, pariwisata, pertambangan juga didukung oleh ketersediaan sumber daya alam yang bervariasi dalam jumlah besar.

Potensi daerah Propinsi Banten yang begitu besar mengakibatkan pesatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat. Cakupan daerah industri hampir terdapat di semua wilayah kabupaten dan kota serta luasnya daerah pertanian semakin menunjang kesejahteraan rakyat Banten. Propinsi Banten bisa dikategorikan sebagai gerbang dunia, hal ini dikarenakan adanya Bandara Internasional Soekarno-Hatta di daerah Kota Tangerang yang merupakan Bandara terbesar di Indonesia yang melayani transportasi udara dalam dan luar negri. Disamping itu terdapatnya Pelabuhan Bojonegoro juga menambah pesatnya perdagangan lewat jalur laut. Disamping faktor ekonomi, dunia pariwisata adalah salah satu sumber pendapatan terbesar. Banyaknya resort, cottage, hotel dan obyek wisata yang tersebar di seluruh wilayah Banten merupakan salah satu indikator devisa bagi Banten. Sebut saja daerah Pantai Anyer yang mempunyai obyek wisata menarik mulai dari panorama pantai, taman laut dan wisata pulaunya serta kelengkapan akomodasi seperti cottage dan hotel berbintang sehingga mengundang begitu banyak wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.

Namun, pada perkembangannya masih banyak terjadi ketimpangan pembangunan di wilayah Banten meski telah berusia lebih dari 21 tahun. Wilayah yang berdampingan dengan Jakarta sebagai ibu kota negara tidak memberikan dampak yang signifikan bagi beberapa kabupaten di wilayah Banten terutama di Kabupaten Pandeglang dan Lebak. Pesatnya pembanguan di ibu kota tidak langsung dirasakan oleh sebagian besar warga Banten di beberapa pelosok desa di dua kabupaten tersebut meski pemerintah Propinsi Banten telah melakukan berbagai strategi pembangunan yang telah diusung oleh beberapa kepala daerahnya.

Tentu hal tersebut menjadi pertanyaan, apakah keterbelakangan tersebut merupakan faktor kesengajaan atau memang ketidakmampuan pimpinan daerahnya untuk mengelola pembangunan atau ada faktor lain yang menjadikan ketimpangan pembangunan menjadi sangat tinggi di kedua kabupaten tersebut. Masyarakat di Kabupaten Pandeglang khususnya ingin pula merasakan dampak positif dari sebuah pembangunan khususnya pembangunan kawasan menjadi sebuah kota yang tetap mempertahankan kearifan lokal dan terpelihara lingkungannya.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah mungkin di Kabupaten Pandeglang akan terjadi pembangunan secara besar-besaran untuk mengejar ketinggalan? Jawabannya adalah sangat mungkin. Maka rencana pembangunan kawasan dengan membuat Kota Bungsu akan sangat dinantikan oleh sebagian besar masyarakat Pandeglang dengan konsep program yang diusulkan oleh Yayasan atau Organisasi yang akan dibentuk nanti yaitu pelaksanaan Program Mercusuar Dunia yang salah satu turunannya adalah Pembangunan Kota Bungsu.

1.2. Alasan Dilaksanakan Pembangunan Kota Bungsu

Di Indonesia, kota-kota besar, kota-kota sedang dan bahkan lingkungan kecil tidak bermunculan dalam semalam. Mereka adalah hasil perencanaan yang cermat oleh para planolog, insinyur sipil dan arsitek desain, serta perencana lingkungan. Integrasi dari berbagai disiplin ilmu ini dikenal sebagai pembangunan perkotaan atau urban development. Pembangunan perkotaan merupakan sistem perluasan kawasan hunian yang menciptakan sebuah Kota. Kawasan hunian (residential) merupakan fokus utama dalam pembangunan perkotaan. Hakekat pembangunan perkotaan adalah upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan warga Kota khususnya yang didukung oleh ketangguhan unsur kelembagaan pemerintah dan kemasyarakatan dalam mewujudkan cita-cita warga Kota. Dalam kata lain dalam pembangunan perkotaan itu dirancang secara cermat dan diintegrasikan oleh berbagai disiplin ilmu sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi kesenjangan dan memantapkan stabilitas nasional.

Dalam pembangunan perkotaan harus memperhatikan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan (Sustainable Urban Development), dimana pembangunan perkotaan yang berkelanjutan berupaya membangun keseimbangan antara kebutuhan manusia dan pelestarian lingkungan. Pembangunan perkotaan berkelanjutan dalam ekspansi perkotaan berfokus pada pembatasan produksi polusi di sebuah Kota, dan berfokus pada efisiensi penggunaan energi alternatif, serta menyediakan fasilitas untuk aktifitas dan gaya hidup perkotaan yang sering disebut sebagai Urban Life Style.

Gaya hidup perkotaan yang lebih dinamis dan cepat kadang membutuhkan fasilitas yang serba cepat, pintar, simple dan efisien. Dalam sebuah Urban Lifestyle, pengembanan perkotaan harus memikirkan dan menyediakan sebuah konsep baru dalam urban living dimana mampu memberikan hunian yang menyenangkan. Dalam arti kata yang sederhana urban life style didalam perkotaan adalah way of life atau cara hidup yang dinamis, efisien, dan tentunya tujuan akhir adalah menaikan taraf hidup masyarakat perkotaan.

Untuk itu pembangunan sebuah perkotaan tidak hanya memikirkan pembangunan infrastruktur kotanya tetapi juga merencanakan pengakomodasian gaya hidup perkotaan dengan cara menciptakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh warga kota. Mobilitas yang tinggi yang tentunya harus ramah lingkungan harus direncanakan dengan menganut konsep Green Mobility dan penggunaan sistem transportasi pintar guna mendukung pola urban life style juga akan menjadi unggulan dalam sebuah pembangunan perkotaan.

Warga kota juga memerlukan banyak perencanaan-perencanaan inovatif seperti hunian yang pintar, minimalis serta tempat bekerja yang dekat dengan hunian sehingga keteribatan perencana atau designer hunian seperti interior designer, product design, komunikasi visual serta IT juga turut dilibatkan bersinergi dengan perencana kota, arsitek, insinyur sipil dalam merencanakan pembangunan perkotaan sehingga konsep urban development and urban lifestyle dapat benar benar terintegrasi dalam menciptakan sebuah kota yang pintar, efisien, dinamis dan maju.

Yayasan atau organisasi sebagai wadah yang akan dibentuk nantinya akan dijadikan sebagai supporting akan berusaha menjawab tantangan itu, melalui kajian menyeluruh dengan mendirikan pusat konsultasi, advokasi, bahkan menjadi pusat unggulan dalam merencanakan sebuah perkotaan pintar (smart urban) yang menyediakan gaya hidup perkotaan yang dinamis, efisien serta menuju ke sebuah pembangunan perkotaan berkelanjutan yang disebut sebagai Sustainable Urban Development.

Maka dengan harapan dan keyakinan, Saya sebagai Inisiator sangat berharap akan ada dan hadir sepuh/pinisepuh atau Pemilik Dana Amanah Nusantara yang akan ikut serta memecahkan masalah dalam beberapa pembangunan di Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten yang belum optimal tersebut dengan mengimplementasikan rencana Program Mercusuar Dunia dengan terlebih dahulu membangun kawasan di Kapubaten Pandeglang dengan mengusung nama Kota Bungsu sebagai pengungkitnya untuk bersama-sama dengan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat membangun kesejahteraan masyarakat.

#MF4B #banten #BabadBanten #KotaBungsu #mercusuardunia

Dipublikasi di Kota Bungsu | Tag , , , | Meninggalkan komentar

KOTA BUNGSU

KOTA BUNGSU dibangun di wilayah administratif Provinsi Banten yang mengejawantahkan Jati Diri Banten sebagai daerah yang bersejarah dalam perkembangan Islam di Nusantara dan Dunia, sebagaimana ditulis Halwany Michrob ‪dalam bukunya mencatat bahwa Banten berasal dari kata Wahanten yang berarti sungai atau ketiban inten. Sedangkan Bantam artinya kuat atau bantahan, yang berarti membantah. Kisah lain tentang asal kata Banten adalah Sanghyang Batara Guru Jampang melakukan perjalanan dari timur ke barat, kemudian sampai ke suatu tempat yang bernama Surasowan. Saat tiba di Surasowan, Batara Guru Jampang duduk di atas batu yang kemudian dinamakan “watu gilang”. Batu tersebut bercahaya, yang kemudian dihadiahkan kepada raja Surasowan. Diceritakan bahwa Surasowan dikelilingi sungai yang jernih airnya, seolah-olah negeri ini dikitari oleh bintang biduri. Surasowan dilukiskan sebagai cincin yang diemban dengan intan (ban inten), kemudian menjadi nama Banten.

KOTA BUNGSU juga mengadopsi konsep Green City (Kota hijau) yaitu konsep pembangunan kota berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dicapai dengan strategi pembangunan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial dan perlindungan lingkungan sehingga kota menjadi tempat yang layak huni tidak hanya bagi generasi sekarang, namun juga generasi berikutnya. Green city bertujuan untuk menghasilkan sebuah pembangunan kota yang berkelanjutan dengan mengurangi dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan dengan kombinasi strategi tata ruang, strategi infrastruktur dan strategi pembangunan sosial.

KOTA BUNGSU mengimplementasikan konsep Smart City yaitu sebuah konsep kota cerdas/pintar yang membantu masyarakat yang berada di dalamnya dengan mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat/lembaga dalam melakukan kegiatannya atau pun mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya. Kota pintar merupakan upaya-upaya inovatif yang dilakukan ekosistem kota dalam mengatasi berbagai persoalan dan meningkatkan kualitas hidup manusia dan komunitas setempat. Selain itu Kota akan dikembangan dan interkoneksi menuju Society 5.0 dan terintegrasi dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), interkoneksi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung serta menjadi Kota Satelit Pengendali Information & Communication Technology (ICT) 

KOTA BUNGSU merupakan the last of city menuju Mercusuar Dunia adalah jawaban yang selama ini dianggap mitos bahwa suatu saat nanti di Nusantara akan muncul  kembali sebuah negeri besar yang subur makmur kerta raharja, baldatun Thoyibatunwarobbun Ghofur sebagai negeri yang baik yang diampuni Tuhan, atau gemah ripah loh jinawi sebagaimana pendapat Professor Ariso Santos seorang ilmuwan Brazil yang melakukan riset selama 30 tahun tentang The lost Atlantic yang diceritakan Plato seorang ahli filsafat Yunani dalam buku Critias & Timaeus. Hal ini dikuatkan pula dengan kabar dari kitab suci Al-Quran ayat 7 & 8 Surat Al-Fajr tentang negeri besar Irom yang kaya raya dengan penduduk makmur dan sejahtera yang tiang-tiang gedungnya berlapiskan emas. Maka, KOTA BUNGSU sebagai manifestasi sejarah yang panjang untuk membangun kota yang penuh dengan bangunan monumental dengan dukungan masyarakat yang religious ketahuidan tinggi menjadikan Islam Rahmatan Lil Alamin yang mengayomi seluruh Alam dan Manusia di akhir jaman. #MF4B #BabadBanten #KotaBungsu #mercusuardunia

Dipublikasi di Ulasan | Meninggalkan komentar